Bisnis.com, JAKARTA – Emiten tambang PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) dan entitas anak mencatat pertumbuhan kinerja pada kuartal pertama 2022 yang lebih baik dibandingkan dengan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan sampai dengan 31 Maret 2022, emiten bersandi saham ADMR ini mencatatkan pendapatan sebesar US$182,14 juta, melesat hingga sekitar 65,37 persen dari tahun sebelumnya senilai US$63,07 juta.
Pendapatan mayoritas berasal dari penjualan batu bara ke pihak berelasi senilai US$137,0 juta, jasa lainnya US$142.388. Sementara itu, untuk pihak ketiga penjualan batu bara mencapai senilai US$44.99 juta.
Selanjutnya, beban pokok pendapatan perusahaan mengalami kenaikan menjadi US$62,30 juta pada kuartal I/2022 dari US$48,24 pada kuarta I/2021. Hasilnya, Adaro Minerals Indonesia mencetak laba kotor senilai US$119,84 juta, naik 87,62 persen dari tahun sebelumnya US$14,83 juta.
Dengan kinerja sepanjang kuartal I/2022, ADMR mencetak laba bersih senilai US$83,46 juta atau sekitar Rp1,2 triliun, naik hampir 9 kali lipat atau 836,51 persen dari US$8,91 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya, total aset perusahaan mengalami kenaikan dari US$965,70 juta pada kuartal I/2021 menjadi US$979,89 juta pada kuartal I/2022. Sementara itu, total liabilitas juga mengalami penurunan ke US$690,12 juta pada kuartal I/2022, dari tahun sebelumnya US$760,25 juta.
Baca Juga
Pada Kamis (28/4/2022), harga saham ADMR tercatat naik 2,25 persen atau 60 poin ke Rp2.730, setelah mengantongi pembelian oleh asing senilai Rp73,55 miliar.
Dalam tiga bulan, harga saham emiten dengan kapitalisasi pasar Rp111,61 triliun itu melesat 177,16 persen. Sementara itu, dalam enam bulan saham Adaro Minerals Indonesia melambung hingga 2.630 persen.