Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan batu bara PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) berkomitmen masuk bisnis mineral dengan mengonsolidasikan usaha smelter aluminium ke PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR).
Adapun, proyek smelter di bawah PT Adaro Aluminum Indonesia memiliki nilai investasi US$728 juta atau sekitar Rp10,4 triliun.
Presiden Direktur Adaro Minerals Indonesia Christian Ariano Rachmat mengatakan ADMR akan mengoptimalkan peran sebagai pusat pengelolaan dan pengkoordinasian seluruh bisnis Grup Adaro yang berhubungan dengan produk mineral.
"ADMR memiliki rencana pengembangan yang sangat menarik, yang diawali dengan proyek smelter aluminium di bawah PT Adaro Indo Aluminium. Untuk saat ini, manajemen memandang investasi pada pengembangan bisnis adalah pilihan terbaik untuk memaksimalkan penciptaan nilai dari ADMR,” paparnya dalam keterangan resmi, Rabu (27/4/2022)
Menurutnya, kondisi pasar yang sangat kondusif pada tahun 2021 memungkinkan kami untuk meletakkan landasan yang kokoh untuk melompat jauh ke depan serta mengejar diversifikasi bisnis demi memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Operasi utama perusahaan yang meliputi pertambangan batu bara metalurgi, serta diversifikasi ke bisnis smelter aluminium, akan membuka jalan merealisasikan potensi ADMR menjadi perusahaan yang lebih lestari dan ramah lingkungan, untuk memasok outputnya ke industri-industri yang mendukung gaya hidup yang lebih hijau.
Baca Juga
Pada 2021, ADMR meraup laba bersih untuk diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$115,11 juta, berbalik dari 2020 mencatat rugi bersih US$28,28 juta.
Pada 2021, ADMR membukukan pendapatan usaha Rp460,17 miliar, melonjak 273 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp123,3 miliar pada 2020.
Adapun, Adaro Aluminium Indonesia belum dikonsolidasikan sebagai entitas ADMR, berdasarkan laporan keuangan 2021.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Adaro Garibaldi Thohir, mengatakan pengembangan industri aluminium menjadi salah satu fokus Adaro ke depannya.
"Tentunya proyek Adaro Aluminium akan segera direalisasikan. Pada 2023 kita fokus bagaimana eksekusi proyeksi dengan baik, dan harapannya pada 2024 sudah terealisasi," paparnya dalam temu media secara virtual, Senin (18/4/2022).
Seperti diketahui, Adaro melalui PT Adaro Aluminium Indonesia menandatangani Surat Pernyataan Maksud Investasi (Letter of Intention to Invest) sebesar US$728 juta setara Rp10,41 triliun (kurs Rp14.300) untuk membangun aluminium smelter di Kawasan Industri Hijau Indonesia yang terbesar di dunia.
Penandatanganan dilakukan oleh Wakil Presiden Direktur Adaro Ario Rachmat pada Selasa, 21 Desember 2021 di Tanah Kuning, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, dan disaksikan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Penandatanganan ini juga disaksikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Ketua Konsorsium Indonesia Garibaldi Thohir, Gubernur Kalimantan Utara Zainal Arifin Paliwang, serta Bupati Bulungan Syarwani.
Kawasan industri tersebut sedang dibangun oleh PT Kalimantan Industrial Park Indonesia. Garibaldi Thohir mendapatkan peran sebagai Ketua Konsorsium Kawasan Industri Hijau.
Garibaldi atau akrab disapa Boy Thohir juga mengungkit kemungkinan Adaro Aluminium nantinya akan berada di bawah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR). Anak usaha ADRO di bidang batu bara tersebut melantai di Bursa Efek Indonesia pada 3 Januari 2022.
"Adaro Minerals, karena memang namanya ada mineral, arahnya ke sana. Suatu saat memang kita memimpikan terwujudnya Adaro green industries, untuk proyek penghiliran mineral," jelas Boy Thohir.
Boy pun optimistis ke depannya industri aluminium semakin maju terutama dalam pemakaian kendaraan listrik. Menurutnya, sudah ada teknologi mobil listrik yang berbahan aluminium, mulai dari rangka hingga body.
"Salah satunya Lucid, itu EV [electric vehicle] yang pakai aluminium sampai body. Jadi kami melihat permintaannya besar aluminium untuk EV," imbuhnya.