Bisnis.com, JAKARTA – Harga jagung terus melanjutkan relinya setelah menembus level tertinggi dalam 1 dekade seiring dengan menipisnya pasokan ditengah perang di Ukraina dan penanaman yang lamban di Amerika Serikat.
Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (19/4/2022), harga jagung berjangka di bursa Chicago naik hingga 0,8 persen ke US$8,1375 per bushsel, atau tertinggi sejak 2012.
Kenaikan harga terjadi seiring dengan perang antara Rusia–Ukraina yang semakin memanas. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebutkan, pasukan Rusia telah memulai upaya untuk menguasai wilayah Donbas di timur Ukraina.
Pasukan Rusia telah mengepung kota pelabuhan Mariupol yang menyebabkan terhambatnya pengiriman jagung dari Laut Hitam. Pengiriman jagung dari wilayah ini mencakup seperlima dari total ekspor jagung global.
Menipisnya pasokan dari Ukraina membuat pembeli melirik pasar AS untuk mendapatkan jagung. Departemen Agrikultur AS melaporkan sejumlah penjualan jagung ke China yang melebihi 1 juta ton pada bulan ini.
Sementara itu, Pemerintah China menyebutkan pasokan biji-bijian negara tersebut masih mencukupi. China juga berencana untuk melapas cadangan tersebut untuk menopang ketersediaan.
Baca Juga
Di sisi lain, pasokan jagung dari amerika utara juga kurang mencukupi seiring dengan lambatnya proses penanaman. Sejauh ini, jumlah jagung yang tertanam di AS baru mencapai 4 persen dari total lahan yang ada, atau menurun dari posisi 7 persen pada periode yang sama tahun lalu.