Bisnis.com, JAKARTA – PT Itama Ranoraya Tbk. (IRRA) mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 18 persen sepanjang kuartalI/2022 menjadi Rp269,85 miliar. Kinerja positif perseroan juga diproyeksi terus meningkat hingga akhir tahun.
Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan menjelaskan, sektor healthcare ke depan masih akan menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tinggi. Secara organik, kontribusi pertumbuhan sektor ini akan ditopang oleh belanja kesehatan masyarakat yang cukup besar.
“Pasca pandemi, meskipun belanja kesehatan pemerintah berkurang (budget Covid-19 yang turun signifikan) namun masyarakat akan melakukan kenaikan porsi belanja kesehatannya,” papar Alfred kepada Bisnis, Senin (18/4/2022).
Ia menambahkan, pandemi semakin meningkatkan kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat, sehingga budget kesehatan juga turut terdongkrak.
Selain itu, adanya potensi substitusi produk healthcare impor dengan produk dalam negeri akan cepat terealisasi. Mengingat keseriusan pemerintah dalam mendukung kemandirian sektor kesehatan dalam negeri dan menekan produk impor.
Alfred pun menilai IRRA memiliki kerja sama yang kuat dengan prinsipal healthcare besar global, sehingga adanya potensi secara konsisten menghadirkan produk-produk kesehatan khususnya menjadi katalis positif bagi pertumbuhan organik perseroan.
Baca Juga
“Memang ada potensi penurunan pendapatan dari penjualan rapid test Covid-19 ke depan, namun kami menganalisasi dampak penurunan kontribusi produk Covid akan bisa disubsitusi dengan produk-produk baru yang naik seiring kenaikan permintaan belanja kesehatan masyarakat,” imbuh Alfred.
Saham IRRA menurut analisis Alfred saat ini termasuk kategori growth stock, sebab secara historis perseroan memiliki pertumbuhan pendapatan 71 persen per tahun dan laba bersih 51 persen per tahun (CAGR). Tahun ini target pertumbuhan Itama Ranoraya juga terbilang sangat tinggi, sekitar 40 persen sampai 50 persen.
“Saham-saham di sektor healthcare terkhusus medical device memiliki valuasi yang premium dibandingkan sektor lainnya, tidak hanya domestik namun juga global,” ujarnya.
Langkah transformasi IRRA merambah sektor manufaktur juga turut diapresiasi. Pasalnya, strategi ini dapat menjadi sumber pertumbuhan baru bagi perseroan ke depan, dengan margin yang lebih tebal dan ruang inovasi yang semakin besar.
Sementara itu, target level PE saham IRRA di kisaran 20x - 25x relatif masih relatif rendah jika dibandingkan PE rata-rata perusahaan Medical Equipment & Device global sebesar 35x. Sebelumnya, perdagangan saham IRRA juga pernah berada pada level PE di atas 35x.
“Dengan asumsi laba bersih 2022 tumbuh 40 persen, maka nilai harga sahamnya berkisar Rp2.000 - Rp2.500,” tutup Alfred.