Bisnis.com, JAKARTA – Emiten energi PT Indika Energy Tbk. (INDY) akan melepas PT Petrosea Tbk. (PTRO) senilai Rp2,1 triliun.
Selambatnya 31 Mei 2022 PTRO tak lagi tercatat berafiliasi dengan INDY. Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (14/4/2022), INDY dan PT Caraka Reksa Optima (CARA) sebagai pembeli saham PTRO telah menandatangani suatu Perjanjian Jual Beli Saham (PJBS) Bersyarat pada 18 Februari 2022.
Tanggal efektif ditetapkan pada 25 Februari 2022 sehubungan dengan rencana Perseroan untuk menjual seluruh 704.014.200 lembar saham yang mewakili 69,80 persen kepemilikan saham INDY di Petrosea.
Manajemen INDY menegaskan tidak terdapat hubungan afiliasi antara perseroan dan pembeli sehingga Rencana Transaksi bukan merupakan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam POJK 42/2020.
“Saat ini, Perseroan dan Pembeli sedang dalam proses untuk memenuhi persyaratan pendahuluan dengan target pelaksanaan Rencana Transaksi yang jatuh paling lambat pada tanggal 31 Mei 2022 atau tanggal lainnya yang disepakati oleh Perseroan dan Pembeli,” tulis manajemen INDY dalam keterbukaan informasi.
Setelah Rencana Transaksi selesai dilaksanakan, Petrosea tidak lagi menjadi entitas anak perusahaan Perseroan sehingga laporan keuangannya tidak lagi terkonsolidasi dalam laporan keuangan Perseroan.
Baca Juga
Berdasarkan Laporan Keuangan INDY, laba bersih konsolidasian Perseroan sampai dengan 31 Desember 2021 adalah sebesar US$63,31 juta. Adapun, laba bersih konsolidasian Petrosea untuk tahun yang sama adalah sebesar US$33,95 juta.
Dengan demikian, laba bersih konsolidasian Petrosea dibagi dengan laba bersih konsolidasian Perseroan nilainya 53,62 persen atau lebih dari 50 persen.
“Sehingga rencana transaksi merupakan transaksi material berdasarkan POJK 17/2020 yang wajib terlebih dahulu memperoleh persetujuan RUPS,” ungkap manajemen INDY.
Valuasi yang disepakati untuk seluruh saham ditempatkan dan disetor Petrosea adalah setara dengan jumlah rupiah dari US$210 juta. Dengan demikian, harga pembelian yang harus dibayar oleh Pembeli adalah 69,80 persen dari valuasi tersebut, yaitu nilai yang setara dalam mata uang Rupiah dari US$146,58 juta atau sekitar Rp2,1 triliun.
“Rencana transaksi ini akan meningkatkan likuiditas dari hasil penjualan Saham yang dijual sejumlah US$146,58 juta untuk mendukung investasi baru yang terdiversifikasi serta manajemen liabilitas,” jelas perseroan.
Kemampuan Perseroan untuk menambah utang baru juga dapat dialokasikan untuk investasi baru yang memiliki aspek keberlanjutan yang dapat menjawab adanya kebutuhan bisnis keberlanjutan dari para stakeholders. Hal ini dapat membuka akses pendanaan yang lebih baik di pasar modal serta perbankan internasional.