Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara milik Hary Tanoesoedibjo, PT MNC Energy Investments Tbk. bakal melakukan penambahan modal dengan rights issue dan private placement sekaligus.
Emiten dengan kode saham IATA ini berencana untuk melakukan penambahan modal, pertama dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue kepada para pemegang saham perseroan maksimal 14,84 miliar lembar seri B dengan nilai nominal Rp50.
Rencana ini juga disertai dengan penerbitan waran seri I sebanyak-banyaknya sejumlah 2.968.111.149 saham seri B.
Kedua, perseroan juga melakukan penambahan modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement dengan menerbitkan maksimal 1,14 miliar saham seri B dengan nilai nominal Rp50. Jumlah ini setara maksimal 10 persen dari seluruh saham yang telah disetor penuh dalam perseroan sebanyak 11,41 miliar lembar saham.
“Perseroan akan melakukan HMETD dan PMTHMETD setelah mendapatkan persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa [RUPSLB] yang akan diselenggarakan pada 18 Mei 2022,” jelas manajemen dalam keterbukaan informasi, Selasa (12/4/2022).
Rencananya, seluruh dana yang diperoleh dari rights issue akan digunakan untuk penyelesaian hak tagih PT MNC Investama Tbk. terhadap perseroan berdasarkan promissory note yang diterbitkan oleh IATA dalam rangka pengambilalihan PT Bhakti Coal Resources. Sisa dana hasil rights issue juga akan diserap untuk modal kerja perseroan.
Baca Juga
“Adapun untuk PMTHMETD akan memberikan manfaat berupa cadangan peningkatan modal kerja perseroan. Sehubungan dengan rencana pelaksanaan PMTHMETD ini, Perseroan belum memiliki keterangan mengenai calon pemodal yang akan melaksanakan PMTHMETD. Seluruh saham baru perseroan akan ditawarkan kepada semua pemegang saham dan masyarakat,” ungkap perseroan.
Private placement akan dilaksanakan dalam jangka waktu dua tahun terhitung sejak 18 Mei 2022 setelah RUPSLB sampai dengan 18 Mei 2024.
Namun, dengan adanya sejumlah saham baru yang diterbitkan dalam rangka rights issue, Waran Seri I dan private palcement, maka bagi pemegang saham perseroan akan ada risiko mengalami penurunan kepemilikan saham secara proporsional sesuai dengan jumlah saham baru yang diterbitkan.
Risiko dilusi yang didapat yaitu sebanyak-banyaknya 56,52 persen setelah rights issue, 60,94 persen setelah Waran Seri I, dan 62,41 persen setelah rights issue, Waran I dan private placement.