Bisnis.com, JAKARTA — Tren kenaikan harga batu bara di pasar global yang masih bertahan di atas US$250 per ton mendorong perusahaan tambang di Tanah Air untuk terus menggenjot kinerja.
Kontraktor pertambangan PT Samindo Resources Tbk. ikut ketiban berkah harga batu bara, dengan tambahan kontrak sebesar 2 juta ton batu bara untuk tahun ini.
Pada tahun lalu, emiten berkode saham MYOH itu memproduksi 11,3 juta ton batu bara dari target 10,2 juta ton. Sementara itu, untuk pengangkutan batu bara mencapai 27,8 juta ton.
“Tren kenaikan harga batu bara global dan harga batubara acuan mendorong perusahaan tambang batu bara menggenjot produksinya. Sebagai kontraktor, syukur kami mendapatkan tambahan 2 juta ton untuk tahun ini,” kata Direktur Pengembangan Bisnis Samindo Resources, Gilbert Markus Nisahpih, Jumat (8/4/2022).
Sejalan dengan itu, MYOH juga meningkatkan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) pada tahun ini menjadi 38 juta bank cubic meter (bcm) dari realisasi 2021 sebanyak 36 juta bcm.
Untuk mencapai target tersebut, Samindo mengalokasikan belanja modal 2022 sebesar US$2 juta atau sekitar Rp28 miliar, tidak jauh berbeda dengan proyeksi belanja modal pada tahun lalu.
Baca Juga
Menurut Gilbert, perusahaan akan tetap melanjutkan kebijakan efisiensi yang cukup signifikan menurunkan biaya pokok penjualan (cost of good sold/COGS), salah satunya adalah pengurangan biaya perawatan (maintenance).
“Penerapan efisiensi pada kegiatan operasi terbukti meningkatkan kinerja finansial perusahaan, yaitu laba bersih sepanjang 2021 mencapai US$26,92 juta atau naik 19,62 persen dari realisasi laba bersih 2020 yang tercatat US$22,50 juta,” ujarnya.
Untuk tahun ini, Samindo memasang target laba bersih moderat, yaitu sama seperti proyeksi 2021 sebesar US$12 juta, sembari berharap pendapatan akan meningkat. Pada tahun lalu, perusahaan mencatatkan pendapatan US$120,16 juta atau turun 9,13 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai US$132,24 juta.
Tak bisa dimungkiri, masih memanasnya konflik antara Rusia dan Ukraina secara perlahan mulai membangkitkan kembali harga batu bara di pasar global, setelah sempat melemah pada 25—29 Maret 2022. Kondisi tersebut turut melambungkan HBA hingga menyentuh US$288,40 per ton pada April 2022, dan menjadi level tertinggi sejak 2010 lalu.