Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga BBM Naik, Simak Rekomendasi Analis untuk Sektor Transportasi

Sektor transportasi dan logistik diprediksi masih memiliki potensi mencatat kinerja positif di tengah kenaikan harga BBM.
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten transportasi dan logistik diprediksi tetap prospektif, meski kenaikan harga BBM nonsubsidi dan kelangkaan BBM subsidi menjadi katalis negatif pertumbuhan.

Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis Setyo Wibowo menjelaskan sektor transportasi dan logistik masih memiliki potensi mencatat kinerja positif.

Pertumbuhan tersebut didorong dari momentum Ramadan dan Lebaran yang akan membuat permintaan melonjak, serta PPKM yang diperlonggar terlebih pada sektor transportasi yang berbasis penumpang.

"Dan untuk tantangan kelangkaan BBM bisa menjadi penghambat sektor ini untuk mencatatkan kinerja maksimal. Hal ini akan memengaruhi operasional dari perusahaan khususnya di bidang logistik," terangnya kepada Bisnis, Minggu (3/4/2022).

Dengan demikian, di antara berbagai emiten di sektor tersebut, Azis condong memperhatikan emiten yang berbasis transportasi penumpang karena tidak terlalu terdampak kelangkaan solar maupun kenaikan harga Pertamax.

"Untuk rekomendasi bisa di perhatikan saham saham yang berbasis pada transportasi penumpang seperti BIRD, dengan potensi kenaikan 10-15 persen, tetapi jika terjadi penurunan 2-3 persen dapat dilakukan cut loss," tuturnya.

Di sisi lain, emiten taksi, PT Blue Bird Tbk. (BIRD) mengungkapkan kenaikan harga BBM nonsubsidi tak bakal mempengaruhi tren perbaikan kinerja perseroan yang tengah berlangsung setelah berbalik laba pada 2021.

Head of Investor Relations Blue Bird Michael Tane menjelaskan kenaikan BBM yang terjadi saat ini adalah pada BBM yang tidak disubsidi seperti Pertamax dan BBM jenis lain di atasnya yang tidak disubsidi.

"Penggunaan BBM jenis tersebut pada operasi kami cukup minim sehingga tidak banyak mempengaruhi kinerja operasional kami dan pemulihan dapat terus berlanjut," jelasnya.

Lebih lanjut, di tengah kelangkaan sejumlah BBM bersubsidi seperti solar, emiten berkode BIRD ini tidak merasakan kelangkaan tersebut. Tetapi, perseroan berharap pemerintah dapat bertindak sepenuhnya mencegah kelangkaan tersebut terjadi.

Sementara itu, Direktur Utama Blue Bird Sigit Djokosoetono mengatakan perseroan baru saja mencatatkan kinerja positif pada 2021. Hal ini sejalan dengan langkah responsif perusahaan dalam menyambut era new normal.

Blue Bird berhasil membukukan keuntungan sebesar Rp8,7 miliar pada 2021. Angka ini meningkat signifikan sebesar 105,3 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Pada 2021, emiten berkode BIRD ini berhasil membukukan pendapatan bersih sebesar Rp2,2 triliun, tumbuh hampir 8,5 persen dibandingkan dengan 2020. Perseroan menghasilkan keuntungan yang lebih baik dengan laba kotor sebesar Rp419 miliar, meningkat hampir 48 persen dibandingkan angka laba kotor pada tahun sebelumnya.

EBITDA perseroan (pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) juga mengalami kenaikan sebesar 42,3 persen dibandingkan periode yang sama pada 2020, yaitu menjadi Rp454,5 miliar pada tahun 2021. Hingga akhir 2021, kas bersih Blue Bird tercatat sebesar Rp945 miliar, meningkat 18,4 persen dibandingkan akhir tahun 2020, yang tercatat sebesar Rp799 miliar.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper