Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN merencanakan penawaran umum perdana atau IPO 5 BUMN di Bursa Efek Indonesia hingga 2024. Greenshoe option pun dipertimbangkan untuk dilakukan.
Asisten Deputi Manajemen Risiko dan Kepatuhan Dwi Ary Purnomo menerangkan BUMN listed jumlahnya tidak terlalu besar tapi memiliki dampak yang besar di pasar modal.
"Dalam 2022 ke depan kami sedang mempersiapkan IPO yang tentunya sebagai [Kementerian BUMN] bertanggung jawab membangun IPO story yang baik, bukan hanya menjaga BUMN sukses di IPO tapi juga untuk keberlanjutan," urainya dalam diskusi virtual, Selasa (22/3/2022).
Menurutnya, IPO merupakan bagian dari perjalanan BUMN bukan titik akhir, sehingga perlu tetap memastikan keberlanjutan atau sustainability dari BUMN setelah IPO tersebut berjalan dengan baik.
Dia juga menyebut masih melakukan pengkajian lebih lanjut mengenai greenshoe strategy dalam IPO BUMN ke depan. Greenshoe option adalah suatu mekanisme opsi penjatahan yang bisa diambil oleh calon emiten dalam masa penawaran umum atau IPO. Adapun, maksimal penjatahan adalah sebesar 15 persen.
"Hal ini bagian dari kajian kami ke depan pada saat nanti IPO, greenshoe strategy dijalankan atau strategi lain akan disampaikan lebih lanjut nantinya," paparnya.
Baca Juga
Dwi Ary juga menegaskan hingga 2024 nanti, terdapat sebanyak 5 BUMN setidaknya yang bakal melaksanakan penawaran umum perdana.
"Sampai dengan 2020-2024 kisaran melakukan IPO BUMN di 5 BUMN termasuk anak usahanya untuk nama dan sektornya nanti lebih lanjut disampaikan," paparnya.
BUMN-BUMN yang akan melantai di BEI tersebut masih dalam dipersiapkan secara matang sehingga membentuk cerita IPO yang terbaik bagi seluruh pihak.
Berdasarkan datanya, jumlah BUMN yang sudah melantai di BEI hanya 4,2 persen dari total emiten yang ada di pasar modal. Namun, kontribusi kapitalisasi pasar mencapai Rp2.000 triliun dari total Rp8.700 triliun kapitalisasi pasar BEI.