Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Nantikan Dukungan Kebijakan Moneter, Bursa China Fluktuatif

Saham-saham emiten China yang terdaftar di Hong Kong juga berfluktuasi sejak awal perdagangan.
Ilustrasi. Bursa saham China./ Qilai Shen- Bloomberg
Ilustrasi. Bursa saham China./ Qilai Shen- Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa China dan saham emiten China yang terdaftar di Hong Kong berfluktuasi pada perdagangan Senin (21/3/2022) karena pelaku pasar menantikan dukungan kebijakan lebih lanjut setelah otoritas moneter mempertahankan suku bunga pinjaman.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Hang Seng China Enterprises terpantau menguat 0,15 persen setelah berbalik melemah hingga 0,4 persen. Indeks menguat 2,2 persen di awal perdagangan.

Indeks Hang Seng Tech yang melacak perusahaan teknologi terbesar China 0,68 persen setelah sempat melonjak hingga 3,3 persen. Adapun indeks Hang Seng menguat 0,12 persen.

Di China, indeks Shanghai Composite menguat tipis 0m07 persen ke level 3.253,46, sedangkan indeks CSI 300 melemah 0,12 persen.

Pelaku pasar kini tengah menantikan dukungan kebijakan dari People’s Bank of China (PBOC) berupa keputusan suku bunga pinjaman (Loan Prime Rate/LPR).

Spekulasi pelonggaran moneter meningkat setelah komite keuangan utama yang dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He pada 16 Maret berjanji untuk membuat kebijakan moneter lebih "proaktif" untuk menopang perekonomian pada kuartal pertama dan menstabilkan pasar keuangan.

Analis Modular Asset Managemetn Wai Ho Leong mengatakan beberapa investor mungkin berpegang pada ekspektasi pemangkasan LPR hari ini, diperkirakan akan terjadi nanti ketika mereka memperkirakan adanya hambatan pertumbuhan akibat wabah Covid-19 yang kembali meningkat.

“Pembicaraan damai dan seruan oleh Xi Jinping dan Biden juga tidak memberikan hasil yang substantif,” ungkap Wai Ho, dilansir Bloomberg, Senin (21/3/2022).

Volatilitas pagi ini mengikuti gejolak pekan lalu, ketika Indeks Hang Seng China Enterprises awalnya menukik di tengah kekhawatiran tentang hubungan dekat Beijing dengan Moskow dan kekhawatiran bahwa AS dapat menghapus perusahaan-perusahaan China. Indeks kemudian melonjak 21 persen dalam dua hari, setelah otoritas moneter berjanji untuk menstabilkan pasar dan mengurangi tindakan keras regulasi.

ndeks Bloomberg Intelligence yang melacak perusahaan properti China turun sebanyak 2,4 persen. Moody's mengatakan langkah-langkah dukungan pemerintah China tidak akan meredakan risiko default untuk pengembang dan China Evergrande Group yang terancam default.

Pelaku pasar juga menantikan kesimpulan pertemuan antara Presiden Xi Jinping dan Joe Biden pada hari Jumat. Utusan utama China untuk Washington berjanji negaranya “akan melakukan segalanya” untuk meredakan perang di Ukraina.

Sementara itu, surat kabar Chinese Securities Journal yang dikelola pemerintah pada hari Senin terus mendesak investor untuk optimis terhadap pasar saham domestik karena dukungan kebijakan.

Surat kabar itu juga melaporkan sekitar 30 perusahaan yang terdaftar di Shanghai telah mengusulkan hampir 10 miliar yuan ($ 1,6 miliar) pembelian kembali saham buyback) bulan ini untuk menopang kepercayaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper