Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demo Ojol Tahan Laju Saham GOTO, Ini Rekomendasi & Target Harganya

Analis merekomendasikan wait and see untuk saham GOTO saat pengemudi ojol melakukan demo.
Pengemudi ojek online melintas di kawasan Mampang Prapartan, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online melintas di kawasan Mampang Prapartan, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) bergerak stagnan cenderung melemah pada perdagangan hari ini, Senin (21/7/2025). Demo pengemudi transportasi daring (ojol) diperkirakan menjadi salah satu penyebab stagnannya saham GOTO. 

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan cenderung melemahnya harga saham GOTO saat ini berkaitan erat dengan demo dari Mitra Gojek. Nafan memberikan rekomendasi wait and see untuk saham GOTO ini.

“GOTO untuk saat ini rekomendasinya adalah wait and see,” kata Nafan, Senin (21/7/2025).

Adapun menurutnya, investor dapat mencermati saham GOTO, dengan rekomendasi beli jika menembus harga Rp62 per saham ke depannya. Saat harga tersebut tercapai, maka target harga atau target price saham GOTO menurutnya ada pada level Rp74 per saham.

Hingga pukul 15.30 WIB atau menjelang penutupan pasar, saham GOTO tercatat diperdagangkan stagnan pada rentang Rp58 per saham. Saham GOTO diperdagangkan pada level Rp56-Rp59 hari ini. 

Kapitalisasi pasar GOTO saat ini mencapai Rp66,15 triliun.

Adapun sejak awal tahun, saham GOTO tercatat telah melemah 15,71%. Sementara itu, sejak tiga bulan terakhir, saham GOTO melemah 16,9%.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, Raden Igun Wicaksono mengatakan sekitar 50.000 driver ojek online (ojol) roda dua, pengemudi daring, hingga kurir online akan melakukan demo hari ini.

Menurutnya, aksi unjuk rasa tersebut merupakan bentuk akumulasi kekecewaan para pengemudi terhadap pemerintah yang dinilai tidak kunjung menindaklanjuti tuntutan mereka sejak aksi damai pada 20 Mei 2025 dan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi V DPR RI.

Selain itu, Igun mengatakan aksi tersebut dilakukan karena hingga saat ini tidak ada tindak lanjut konkret dari pihak pemerintah maupun aplikator terkait lima tuntutan utama yang selama ini mereka nilai diabaikan. 

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro