Bisnis.com, JAKARTA — Rencana PT GoTo Gojek Indonesia Tbk. melantai di bursa saham Indonesia masih dibayangi oleh pengalaman pahit yang dialami oleh Bukalapak.com.
Perusahaan berkode emiten BUKA itu semula sempat memberikan gairah bagi perusahaan rintisan Tanah Air. Mereka menjadi platform digital pertama yang melantai di bursa dengan harga IPO Rp850 per lembar saham pada 6 Agustus 2021.
Hanya dalam hitungan hari, penawaran saham perseroan mencapai harga tertinggi pada level Rp1.325 per lembar. Akan tetapi, peningkatan ini berlangsung tidak lebih dari lima hari. Setelahnya, nilai saham BUKA merosot cukup dalam.
Pada 14 Maret 2022, perusahaan malah mencapai all time low dengan nilai terendah Rp276 per lembar saham. Pengalaman ini harus menjadi pelajaran berharga bagi GoTo.
Ulasan tentang GoTo yang akan segera melakukan initial public offering (IPO) menjadi salah satu pilihan Bisnisindonesia.id.
Selain itu, juga ada beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.
Baca Juga
Berikut intisari dari top 5 News Bisnisindonesia.id yang menjadi pilihan editor, Rabu (16/3/2022):
1. Neraca Perdagangan Melompat, Indonesia Bisa Lari Lebih Cepat?
Perkiraan pengamat bahwa neraca perdagangan Indonesia akan meningkat terjawab sudah, bahkan terjadi surplus neraca perdagangan di atas perkiraan.
Pengamat menduga surplus berada pada kisaran US$3,1 miliar. Sementara itu, BPS mengumumkan surplus di bulan Februari menembus angka US$3,83.
Capaian tersebut merupakan surplus ke 22 secara beruntun sejak 2020. Surplus yang terjadi pada Februari 2022 meningkat dibandingkan Januari yang mencapai US$930 juta. Nilai ekspor tercatat mencapai US$20,46 miliar, mengalahkan nilai impor yang berada di posisi US$16,64 miliar.
Prediksi pengamat bahwa harga komoditas akan menjadi faktor pendorong dikonfirmasi penjelasan Kepala BPS Margo Yuwono. Menurut Margo surplus neraca perdagangan pada Februari dipicu kenaikan harga komoditas antara lain batu bara, tembaga, timah, dan nikel.
Secara tahunan, kenaikan neraca perdagangan didorong oleh ekspor nonmigas yang naik 35,24 persen. Sementara itu, ekspor migas naik 15,60 persen.
Jika semua hal bisa dikendalikan, dengan laju ekspor terus meningkat, sepertinya kita boleh yakin bahwa pertumbuhan Indonesia bisa lebih cepat lagi.
2. Langkah GoTo Keluar Dari Bayang-Bayang Suram Bukalapak
PT GoTo Gojek Indonesia Tbk. akan segera melantai di bursa saham Indonesia dalam beberapa waktu ke depan. Perseroan menyusun sejumlah strategi jitu demi memberi warna baru bagi ekosistem perusahaan teknologi digital Tanah Air.
Rencana melakukan initial public offering (IPO) sudah santer terdengar sejak Gojek dan Tokopedia melakukan merger. Kedua perusahaan tersebut kemudian menyiapkan rencana aksi korporasi melantai di Bursa Efek Indonesia sejak tahun lalu.
Melalui penawaran saham perdana, GoTo bakal melepas maksimal 52 miliar saham Seri A pada kisaran harga Rp316—Rp346 per lembar saham. Jumlah ini setara dengan 4,53 persen dari modal yang disetor dan ditempatkan.
Dari harga penawaran tersebut, perseroan membidik pendanaan jumbo dengan nilai maksimal Rp17,99 triliun. Nilai IPO GoTo menjadi yang ketiga terbesar di BEI. Rekor tertinggi masih dipegang oleh PT Bukalapak.com Tbk. sebesar Rp21,9 triliun serta PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. sebesar 18,8 triliun.
Adapun, dana ini akan dialokasikan untuk pengembangan ekosistem usaha GoTo, dimulai dari Gopay, Tokopedia, GoFinance, Gojek Singapura dan Gojek Vietnam. Selain itu, pendanaan dari penawaran saham ini juga bakal digunakan untuk membangun infrastruktur dan sumber daya teknologi.
3. Asa Reksa Dana di Tengah Banjir Sentimen Negatif Global
Produk investasi reksa dana belum kehilangan daya pikatnya meskipun saat ini sentimen negatif global makin panas. Investor masih berpeluang untuk menikmati keuntungan dari instrumen ini, tetapi perlu menerapkan strategi yang lebih hati-hati.
Berdasarkan laporan dari Infovesta Utama pada Selasa (15/3/2022), salah satu sentimen yang menekan reksa dana adalah konflik Rusia—Ukraina yang tak kunjung menemui titik terang, bahkan makin memanas.
Pertemuan diplomatis terakhir antara Rusia dan Menteri Luar Negeri Ukraina yang dijembatani Turki gagal menemui titik kesepakatan sebab Rusia masih belum berencana untuk keluar dari Ukraina.
Hal ini juga ditambah dengan Executive Order yang baru saja ditandatangani Presiden AS untuk melarang impor LNG, minyak, dan batu bara dari Rusia sebagai sanksi untuk memaksa Rusia
4. Gelagat Permainan Mafia dari Kelangkaan Minyak Goreng
Intervensi pemerintah terhadap upaya membanjiri minyak goreng murah ke pasar masih belum berbuah manis. Kementerian Perdagangan bahkan menduga adanya permainan mafia pada kelangkaan komoditas ini sejak akhir tahun lalu.
Pascapenetapan regulasi domestic market obligation (DMO) bahan baku minyak goreng, Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi gencar mengadakan inspeksi ke berbagai daerah. Tujuannya untuk melihat langsung kondisi pasokan minyak goreng di pasar.
Beberapa daerah dikunjungi Mendag antara lain Surabaya, Makassar, Jawa Barat, Sumatra Utara, Yogyakarta hingga Aceh. Di Jakarta, inspeksi dilakukan ke berbagai pasar tradisional termasuk ritel modern, seperti Lotte Mart, Lotte Grosir, dan Alfamidi.
Usai melakukan serangkaian inspeksi, Lutfi menuding adanya keterlibatan mafia dalam kelangkaan minyak goreng sawit. Apalagi hasil DMO sudah menyentuh 500 juta liter selama 28 hari. Namun, harga maupun pasokan komoditas masih terbilang tinggi dan juga langka.
Kementerian kemudian menggandeng Kepolisian RI untuk menemukan sarang-sarang penyimpanan minyak goreng ilegal. Pemerintah membuka berbagai kemungkinan penyebab kelangkaan minyak murah ini. Alhasil dugaan permainan mafia ikut mengemuka.
5. Jebakan Maut Bisnis 'Bakar Uang' Sektor Logistik
Industri jasa logistik dalam negeri kembali heboh. PT SiCepat Ekspres Indonesia memangkas sedikitnya ratusan pekerja di tengah capaian sukses perusahaan dengan transaksi 2 juta pengiriman per hari.
Kabar ini cukup mengejutkan. Perusahaan telah membukukan pertumbuhan spektakuler dibandingkan dengan pesaing lain. Dalam sehari, diperkirakan perusahaan ini telah mampu melakukan pengiriman barang kepada 2 juta pelanggan.
Jumlah itu, menurut Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), menempatkan SiCepat menduduki posisi kedua dengan transaksi terbesar secara harian. Posisi pertama masih dipegang J&T Express Indonesia dengan total pengiriman mencapai 2,5 juta paket per hari.
Signifikannya pertumbuhan pengiriman SiCepat disebut akibat skema bakar uang yang telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir.
Perusahaan berusaha menggaet pelanggan dengan berbagai strategi bisnis. Salah satunya promo gratis ongkos kirim pada momen tertentu. Salah satunya hari belanja online nasional (Harbolnas). Namun, cara ini memakan investasi yang tidak sedikit.