Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efek Kebijakan Kripto Presiden Joe Biden, Bitcoin dan Kripto Lain Bisa Bull Run?

Sejumlah kripto big cap terpantau masuk zona hijau pada, bahkan Bitcoin mengalami kenaikan hingga 10 persen.
Ilustrasi aset kripto Bitcoin, Ether, dan Altcoin/Istimewa
Ilustrasi aset kripto Bitcoin, Ether, dan Altcoin/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Amerika Serikat, Joe Biden telah menandatangani perintah eksekutif  untuk memeriksa risiko dan manfaat aset kripto.

Perintah eksekutif ini mencoba untuk memperbaiki kurangnya kerangka kerja untuk pengembangan aset kripto di AS, yang telah disambut secara luas oleh industri dan investornya.Pelaku pasar menganggap hal ini sebagai dukungan terhadap perkembangan aset kripto di AS.

Imbasnya market kembali bergairah, sejumlah kripto big cap terpantau masuk zona hijau pada, bahkan Bitcoin mengalami kenaikan hingga 10 persen.

Trader Tokocrypto Afid Sugiono mengatakan adanya sentimen positif di market kripto, pasca kebijakan baru dari Joe Biden. Market sempat pullback dengan rata-rata kenaikan sejumlah aset kripto mulai dari 8-10 persen.

"Dalam jangka pendek, langkah pemerintah AS dapat menciptakan "kebisingan" dan volatilitas di pasar kripto. Investor bisa diuntungkan oleh situasi ini," katanya dikutip melalui keterangan resminya Jumat (11/3/2022).

Kendati begitu, dia menyarankan investor untuk tidak langsung membuat perubahan pada strategi investasi jangka panjang mereka. Menurutnya, investor perlu melihat lagi sentimen lain yang bisa menggerakan market.

Afid menjelaskan sudah sewajarnya market aset kripto dipengaruhi oleh sentimen dari pemberitaan global. Jika, ada pemberitaan positif, market akan langsung cenderung reli. Begitu, pula sebaliknya saat terjadi pemberitaan yang merugikan kripto, market akan langsung anjlok.

kebijakan baru dari Joe Biden bisa menyebabkan sedikit bull run, namun tertahan seiring kabar yang kurang baik dari sisi makro ekonomi. Investor saat ini, sepertinya bereaksi keras dengan sikap bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) pada pertemuan Kamis (10/2/2022 ) yang akan melakukan tapering total pada September mendatang.

"Melonjaknya inflasi menempatkan ECB di bawah tekanan untuk mengikuti bank-bank sentral AS dan Inggris mengakhiri stimulus ekonominya dan segera menaikkan suku bunga. Pasalnya,jika semakin banyak bank sentral bersikap hawkish, maka investor tentu akan memilih keluar di pasar aset spekulatif. Akibatnya, aksi jual berjamaah di pasar kripto akan susah dibendung,"ungkap Afid.

Investor juga dalam waktu dekat juga masih tampak ragu-ragu menggairahkan pasar kripto,seiring resolusi damai Ukraina dan Rusia yang menemui jalan buntu, karena kedua belah pihak tidak mencapai kesepakatan tentang gencatan senjata.

"Investor cenderung mengurangi eksposur mereka terhadap risiko selama masa tekanan pasar. Akhirnya, mereka pun memilih menyalurkan dana di pasar aset yang terbilang safe haven," kata Afid.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper