Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Dihujani Sanksi Internasional, Harga Gas Eropa Naik 114 Persen

Kenaikan harga gas dipicu kekhawatiran para pelaku pasar atas sanksi yang diterapkan oleh dunia barat terhadap Rusia dapat mempengaruhi pasokan gas di Eropa.
Jaringan pipa gas/Bloomberg
Jaringan pipa gas/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga gas Eropa meroket sepanjang 2022 seiring dengan sanksi internasional untuk Rusia.

Kemarin (4/3/2022), harga gas Eropa acuan Belanda tercatat 148,5 euro per megawatt hour, turun 9,1 persen dibandingkan posisi sebelumnya. Akan tetapi, sepanjang tahun 2022 harga gas Eropa telah meroket 114,49 persen

Kenaikan harga tersebut dipicu kekhawatiran para pelaku pasar atas sanksi yang diterapkan oleh dunia barat terhadap Rusia dapat mempengaruhi pasokan gas di Eropa. Rusia membantah menggunakan gas sebagai senjata.

Perusahaan gas milik negara Rusia, Gazprom menyebutkan telah memenuhi semua kontrak jangka panjangnya dan telah dikonfirmasi oleh klien. Ini mungkin akan meredakan sentimen hanya untuk sementara.

Sanksi yang dicermati oleh para pelaku pasar adalah upaya mendepak Rusia dari jaringan informasi perbankan internasional yang dikenal dengan sistem SWIFT. Alexandra Vacroux Direktur Eksekutif di Davis Center for Russian and Eurasian Studies di Harvard University menyebutkan bahwa Rusia sangat bergantung pada ekspor migas dalam transaksi keuangan internasional.

Sehingga dengan "menendang" Rusia dari SWIFT akan berdampak pada sulitnya ekspor migas dari Rusia ke dunia dan selama ini pendapatan Rusia berasal dari ekspor migas.

Masalahnya ketergantungan Eropa terhadap pasokan gas dari Rusia sangat tinggi. Gas Rusia banyak mengalir ke Eropa dengan besaran 167,7 miliar meter kubik pada tahun 2020. Jumlah ini setara 37,5 persen total impor gas alam Eropa.

Investor menjadi cemas aliran gas Rusia ke Eropa akan macet. Hal ini yang membuat gas alam Eropa saat ini meroket dan berpotensi untuk berlanjut.

"Situasi geopolitik yang sangat tidak terduga dan risiko eskalasi lebih lanjut dan sanksi baru kemungkinan akan mendukung harga lebih lanjut," jelas analis di Refinitiv dalam laporan pagi, dilansir dari CNBC, Sabtu (05/03/2022).

Berdasarkan kabar terkini, Uni Eropa tengah mempertimbangkan untuk melarang kapal Rusia bersandar pelabuhan negara-negara anggota. Ini akan menjadi sentimen yang kuat untuk harga gas. Selain itu risiko kerusakan pipa minyak dan gas di Ukraina karena perang yang sedang berlangsung masih tinggi.

Jika harga gas tetap melambung, krisis energi di Eropa bisa terjadi. Sebab sumber energi Eropa saat ini banyak berasal dari gas alam dan mulai meninggalkan energi fosil, terutama untuk pembangkit listrik dan kebutuhan rumah tangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper