Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Melambung Tinggi, Begini Rekomendasi Saham Emitennya

Sejumlah komoditas seperti batu bara dan minyak mentah melambung di tengah perang Ukraina dan Rusia.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah harga komoditas melambung tinggi, seperti batu bara yang menembus US$400 per ton dan minyak mentah yang menembus US$115 per barel, imbas dari invasi Rusia ke Ukraina. Hal ini bisa membawa keuntungan sementara bagi emiten terkait komoditas yang sedang naik harga.

Berdasarkan data Bloomberg pada Kamis (3/3/2022), harga batu bara di pasar Newcastle untuk kontrak Maret 2022 melambung 127 persen ke US$440 per ton. Sedangkan untuk kontrak April 2022 naik 140 persen ke US$446 per ton.

Adapun, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik 4,98 persen ke US$116,11 per barel dan harga minyak Brent naik 5,57 persen ke US$119,22 per barel.

Analis Pasar Modal dan Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan bahwa harga-harga komoditas melambung karena konflik Ukraina dan Rusia. Batu bara misalnya, mengalami kenaikan karena permintaan meningkat untuk menggantikan harga gas yang melonjak.

“Karena Rusia menjadi produsen utama minyak dan gas, potensi gangguan pasokan akan terjadi selama perang. Belum lagi banyak yang mengalihkan pembelian minyak dan gas Rusia ke produsen lain, pasokan jadi berkurang,” ujarnya kepada Bisnis.

Hal ini juga akan berdampak pada risiko inflasi tinggi, kenaikan bunga lebih banyak dan stabilitas ekonomi global. Risiko ini, kata Hans, akan mendorong investor menjual aset berisiko lalu pindah ke instrumen yang lebih aman, seperti emas, dolar AS, dan obligasi AS.

Di sisi lain, Analis Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAE) Reza Priyambada menjelaskan bahwa kenaikan harga ini tidak akan berdampak langsung pada kinerja keuangan emiten-emiten terkait komoditas yang naik harga seperti batu bara dan minyak.

“Karena kebanyakan pembeli sudah kontrak jangka panjang dengan harga yang sudah dipatok di awal. Misalnya beli ketika harganya US$70 per ton, pembeli akan tetap bayar segitu sampai kontraknya habis, tidak kemudian naik harga jadi US$400,” jelasnya.

Namun, emiten bisa mendapat keuntungan dari kenaikan harga jika berhasil mendapatkan kontrak-kontrak baru, atau melakukan penyesuaian harga pada pembeli yang ingin kontraknya diperpanjang.

Adapun, kenaikan harga batu bara lebih memberikan sentimen positif ke harga saham emiten. Sejumlah saham emiten batu bara dan migas seperti INDY, ITMG, dan ADRO parkir di zona hijau.

“Jadi dengan adanya sentimen yang terjadi saat ini, tentu pelaku pasar kalau memang mau berspekulasi. Investor bisa pilih saham-saham yang related ke komoditas, batu bara, minyak bumi, gas, mineral. Ketika harga naik bisa mencermati saham yang tergantung komoditas itu,” ungkapnya.

Namun, dengan sentimen yang ada, investor juga tetap harus memperhatikan perusahaan mana yang likuiditasnya masih baik, dan mana yang perkembangan kinerjanya ke belakang cukup bagus, misalnya dengan melihat laporan keuangannya ke belakang.

Di samping itu, melihat harga komoditas dan harga saham yang sudah naik terlalu tinggi, Reza merekomendasikan untuk wait and see pada saham-saham emiten batu bara.

Namun, beberapa saham yang menjadi pilihannya untuk dicermati antara lain ada ITMG, PTRO, INDY, ADRO, ADMR.

“Kalau saya melihat dengan sentimen ini sudah terlalu tinggi, kita nggak pernah tau kapan akan turun. Kalau sekarang ya secara teknikal harganya masih naik, cuma kan belum tentu juga. Akan ada momen ketika harga komoditas turun, jadi untuk saat ini cenderung wait and see untuk masuk di saham-saham berbasis coal atau jika mau ya buy on weakness,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper