Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia-Ukraina Berkecamuk, Minyak Mentah Brent Tembus US$117 per Barel

Harga minyak Brent untuk pengiriman Mei terpantau menguat 4,04 persen menjadi $117,49 per barel di ICE Futures Europe exchange.
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Brent menembus US$117 per barel karena pembeli terus menghindari minyak mentah Rusia akibat serangan militer ke Ukraina.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik 2,9 persen ke level US$$113,81 per barel di New York Mercantile Exchange pada pukul 9.10WIB.

Sementara itu, harga minyak Brent untuk pengiriman Mei terpantau menguat 4,04 persen menjadi $117,49 per barel di ICE Futures Europe exchange.

Perang Rusia-Ukraina telah memicu kekhawatiran pasokan di seluruh pasar komoditas dari energi hingga biji-bijian, sekaligus mendorong negara-negara konsumen termasuk China untuk mencari sumber lain.

Pembeli terus menghindari minyak mentah Rusia menyusul sanksi keuangan terhadap Moskow, dan para pedagang berspekulasi harga akan terus meningkat.

Sementara itu, OPEC+ berencana meningkatkan produksi minyak mentah sebesar 400.000 barel per hari yang dijadwalkan pada April

Dalam pertemuan OPEC+ pada Rabu (2/3/2022), Menteri Energi Meksiko Rocio Nahle mencoba mengangkat topik tentang Rusia, tetapi anggota koalisi lainnya yang dipimpin oleh Arab Saudi dengan cepat beralih ke masalah lain tanpa diskusi apa pun.

International Energy Agency (IEA) memperingatkan bahwa keamanan energi global berada di bawah ancaman dan pelepasan darurat cadangan minyak mentah yang direncanakan oleh AS dan lainnya tidak banyak membantu memadamkan ketakutan pasar. Surgutneftegas PJSC gagal menjual minyak mentah Rusia yang ditawarkan untuk ketiga kalinya.

AS dan sekutunya sejauh ini menahan diri dari sanksi ekspor minyak mentah Rusia karena kekhawatiran tentang dampak kenaikan harga energi pada konsumen, tetapi perdagangan tertekan karena bank menarik pembiayaan dan biaya pengiriman melonjak. Bahkan sebelum invasi, harga bensin AS berada pada level tertinggi sejak 2014.

Pemerintahan Biden mengatakan pada hari Rabu bahwa pihaknya berusaha untuk menurunkan status Rusia sebagai produsen utama minyak dan gas alam dengan membatasi ekspor teknologi yang terkait dengan sektor energi. Perusahaan minyak dunia termasuk BP Plc, Shell Plc dan Exxon Mobil Corp. juga mengatakan akan keluar dari Rusia.

Secara terpisah, Badan energi AS, EIA, melaporkan bahwa stok minyak mentah AS turun 2,6 juta barel pekan lalu. Persediaan di pusat penyimpanan di Cushing turun untuk minggu kedelapan, sementara persediaan bensin juga menyusut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper