Bisnis.com, JAKARTA – Calon emiten perkebunan kelapa sawit PT Sumber Tani Agung Resources Tbk. (STAA) menetapkan harga penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) senilai Rp600 per saham.
Harga saham ini sedikit lebih rendah batas atas pada masa penawaran awal (bookbuilding) yang ditetapkan sebesar Rp470 - Rp605. Dengan demikian, STAA berpotensi meraup dana segar sekitar RP526,2 miliar dari IPO.
Berdasarkan prospektus yang dirilis hari ini, STAA akan melepas sebanyak-banyaknya 877.072.000 lembar saham baru dengan nilai nominal Rp100. Saham tersebut setara 8,06 persah dari modal yang ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Direktur Utama Sumber Tani Agung Resources Mosfly Ang mengungkapkan penetapan harga IPO sebesar Rp600 per saham ini berdasarkan tingginya permintaan saat bookbuilding.
“Selama masa penawaran awal kemarin, kami mendapatkan minat yang sangat baik dari investor. Hal ini didukung pula dengan kondisi industri CPO yang terus menunjukkan outlook positif,” jelas Mosfly dalam keterangan resminya, Selasa (1/3/2022).
Mosfly menambahkan, dana hasil IPO tersebut akan digunakan untuk kebutuhan belanja modal dan ekspansi Perseroan pada pembangunan industri hilir, dengan rincian.
Baca Juga
Sekitar 56 persen dari dana IPO akan digunakan untuk pembangunan refinery dengan kapasitas 2.000 MT CPO/Hari, sekitar 22 persen akan digunakan untuk pembangunan fasilitas dermaga; dan sekitar 22 persen sisanya akan digunakan untuk pembangunan tangki timbun dengan kapasitas 35.000 MT.
“Melalui rencana ekspansi usaha ini, kami harapkan kedepannya kegiatan operasional STAA akan semakin terintegrasi mulai dari sisi upstream hingga downstream,” tambah Mosfly.
Masa penawaran umum akan dilaksanakan mulai Rabu (2/3/2022) hingga Selasa (8/3/2022). Sementara itu, tanggal penjatahan pada 8 Maret 2022, tanggal distribusi saham pada 9 Maret 2022, sedangkan tanggal pencatatan saham di BEI rencananya dilakukan pada 10 Maret 2022.
Pada IPO ini, Perseroan telah menunjuk PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT DBS Vickers Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Sementara itu, Head of Research Henan Putihrai Sekuritas Robertus Hardy menjelaskan bahwa IPO STAA merupakan IPO yang menarik untuk dicermati.
Ia menyampaikan, kinerja STAA berpotensi tumbuh seiring dengan kenaikan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) tahun ini dan berada di harga tertingginya sejak 7 tahun terakhir.