Bisnis.com, JAKARTA – Emiten batu bara PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menyebut belum akan fokus untuk ekspor pada awal tahun, meskipun harga tinggi di tengah konflik Ukraina dan Rusia.
Corporate Secretary BUMI Dileep Srivastava mengungkapkan bahwa BUMI sudah dapat tawaran pembelian dari banyak pihak, dan terus meningkat di tengah adanya imbas dari gangguan pasokan di Rusia dan Ukraina.
Pasalnya kedua negara adalah produsen batu bara, Rusia adalah pengekspor batubara kualitas tinggi dan beberapa pasar mereka di Asia mulai gugup dan mencari sumber alternatif untuk menjaga kelanjutan pasokan.
“Pertanyaan datang di mana-mana dan terus meningkat, tetapi mungkin terlalu dini untuk menetapkan ini karena imbas konflik Eropa Timur untuk saat ini. Tapi, Hujan La Nina telah mempengaruhi produksi kami selama 3 bulan terakhir (diperkirakan akan terus berlanjut). Saat ini, memenuhi permintaan domestik adalah prioritas kami dibandingkan ekspor saat ini,” ujarnya, dikutip Selasa (1/3/2022).
BUMI sendiri pada tahun ini sudah meningkatkan target produksi menjadi 85 – 90 juta ton, dibandingkan dengan target pada 2021 sebanyak 78 - 80 juta ton.
Dileep mengungkap, tantangan terbesar BUMI saat ini adalah curah hujan yang tinggi, karena menyulitkan untuk memaksimalkan produksi.
Baca Juga
“Tetapi kami terus mengupayakan untuk memenuhi DMO kami seperti pada tahun-tahun sebelumnya, prioritaskan ini dapat menimbulkan tantangan bagi sebagian orang,” katanya.