Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) menukik tajam 1,63 persen atau 112,61 poin ke 6.807,44 pada akhir sesi I perdagangan Rabu (24/2/2022). Pelemahan ini terjadi seiring dengan meningkatnya eskalasi konflik geopolitik antara Ukraina dan Rusia.
Sebanyak 501 saham melemah, 81 saham hijau dan 89 saham diperdagangkan stagnan. IHSG bergerak di kisaran 6.782,36–6.929,91 sepanjang perdagangan hari ini. Meski demikian, asing tercatat masih melakukan aksi net buy senilai Rp669,42 miliar.
Deputy Head of Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati pelemahan IHSG dipicu oleh panic selling setelah adanya laporan ledakan di ibu kota Ukraina. Suara ledakan terjadi tidak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan operasi militer ke wilayah sengketa. “Hal ini sontak direspons dengan panic selling investor,” kata Ike ketika dihubungi, Kamis (24/2/2022).
Dia mengatakan aksi panic selling tak hanya terjadi pada IHSG. Bursa saham di kawasan Asia disebut juga didominasi dengan reaksi panik pasar.
“Bahkan indeks STI pada siang ini pukul 12.00 WIB berada di penurunan lebih dari 3 persen dan IHSG masih lebih baik dengan turun 1.63 persen pada sesi I (sesi I),” paparnya.
Baca Juga
Selain faktor eksternal, tim riset Sinarmas Sekuritas telah memperkirakan kemungkinan pelemahan IHSG, mengingat indeks telah memasuki posisi overbought.
Sebagaimana diketahui, IHSG sempat mencatatkan rekor tertingginya dan secara teknikal Ike mengatakan ini adalah timing untuk koreksi.
“Dengan demikian, memang ibaratnya IHSG hari ini double kill di mana sentimen negatif yang membayanginya berasal dari berbagai arah,” katanya.
Adapun Sinarmas Sekuritas memperkirakan IHSG berpeluang melanjutkan pelemahan dengan breakdown support 6.830. IHSG akan menguji next Strong Support 6.780 dan 6.748. Namun, jika IHSG bertahan di atas 6.830, maka akan mencoba Resistance 6.885.
“Indikator Macd mulai membentuk pola Downtrend dan Stoc osc mengindikasikan pola Overbought,” katanya.