Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) menyampaikan akan menimbang segala kemungkinan untuk melakukan pembayaran utang obligasi perseroan yang jatuh tempo pada 2022.
Director and Chief Financial Officer Indosat Nicky Lee Chi Hung menuturkan, saat ini pihaknya masih mempertimbangkan opsi-opsi yang ada untuk melunasi utang obligasi.
"Kami akan melihat segala opsi yang kami miliki, dengan memastikan apa yang kami lakukan adalah hal yang terbaik bagi pemegang saham," ujar Nicky, Selasa (22/2/2022).
Berdasarkan laporan keuangan periode tahun buku 2021, emiten berkode saham ISAT ini tercatat memiliki utang obligasi jangka pendek senilai Rp4,5 triliun di akhir Desember 2021.
Obligasi tersebut terdiri dari Obligasi VIII Seri B senilai Rp1,5 triliun yang jatuh tempo pada 27 Juni 2022, PUB III Tahap II Seri B senilai Rp1,33 triliun yang jatuh tempo pada 23 Juli 2022.
Lalu PUB II Tahap I Seri C Rp312 miliar jatuh tempo 31 Mei 2022, PUB II Tahap II Seri C Rp498 miliar jatuh tempo 9 September 2022, dan PUB I Tahap II Seri D Rp337 miliar jatuh tempo 4 Juni 2022.
Baca Juga
Kemudian PUB III Tahap I Seri B Rp408 miliar jatuh tempo 5 Maret 2022, dan PUB I Tahap III Seri C jatuh tempo pada 8 Desember 2022.
Sebagai informasi, ISAT juga memiliki pinjaman senilai Rp2,71 triliun dan sukuk Rp432,8 miliar yang harus dilunasi dalam jangka pendek.
Adapun pada akhir 2021, perseroan memiliki jumlah aset Rp63,3 triliun atau naik 1 persen dibandingkan akhir 2020 sebesar Rp62,7 triliun. Rinciannya, jumlah aset lancar perseroan senilai Rp11,4 triliun dan aset tidak lancar Rp51,8 triliun hingga akhir 2021.
Jumlah liabilitas Indosat tercatat sebesar Rp53 triliun di 31 Desember 2021, bertambah 6,5 persen dari Rp49,8 triliun di 31 Desember 2020. Sementara itu, jumlah ekuitas perseroan turun 20,2 persen dari Rp12,9 triliun di akhir 2020, menjadi Rp10,3 triliun di akhir 2021.