Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas batu bara diperkirakan tetap tinggi, terutama memasuki musim hujan, yang akan menimbulkan gangguan pasokan.
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu menyebutkan bahwa musim hujan membawa dampak musiman bagi emiten batu bara lantaran bisa memengaruhi produktivitas tambang menjadi lebih menurun.
“Dengan demikian pasokan global juga akan terpengaruh,” jelasnya kepada Bisnis, Selasa (15/2/2022).
Samuel Sekuritas memperkirakan supply crunch masih akan terjadi pada tahun ini, sehingga menahan harga batubara global tetap di level tinggi.
“Namun kami perkirakan tidak setinggi kuartal III/2021 lalu yang menyentuh di atas level US$200 per ton,” ungkapnya.
Adapun, kenaikan harga secara umum akan menguntungkan emiten batu bara. Namun secara khusus bagi emiten yang memiliki porsi ekspor besar seperti PT Adaro Energi Indonesia Tbk. (ADRO), PT Indika Energy Tbk. (INDY), dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG).
Baca Juga
“Kami juga masih positif terhadap PT Bukit Asam Tbk [PTBA] yang porsi ekspornya masih kuat serta potensi penambahan volume dari proyek-proyek strategisnya,” ungkap Dessy.
Terkait saham batu bara, Samuel Sekuritas merekomendasikan Buy untuk saham PTBA, ADRO, dan ITMG.