Bisnis.com, JAKARTA - Sepanjang awal tahun 2022, aset kripto mengalami penurunan harga yang signifikan jika dibandingkan pada November tahun lalu.
Pasar dikejutkan oleh beberapa kejadian besar yang berdampak pada anjloknya nilai sejumlah aset kripto, terutama yang berkapitalisasi besar, seperti Bitcoin, Ethereum, Tether dan lainnya.
Berdasarkan data dari coinmarketcap.com pada Jumat (11/2/2022) pukul 13.15 WIB, harga Bitcoin terpantau pada level US$43.114,61 atau turun 1,78 persen. Sementara, harga Ethereum berada di kisaran US$3.068,98, terkoreksi 3,4 persen.
Trader Tokocrypto, Afid Soegiono, melihat saat ini investor memang cenderung merespons negatif dan bersikap wait and see terkait sejumlah peristiwa global yang membuat nilai Bitcoin dan aset kripto lainnya anjlok. Hal ini membuat pasar kripto cenderung bergerak lambat.
Namun, dibalik tren ini ia menilai ada peluang untuk investor mengambil profit.
"Biasanya, para investor dan trader aset kripto kawakan akan masuk ke pasar dan mengambil keuntungan saat harganya sedang turun. Investor punya insting bahwa penurunan harga sebuah aset adalah saat yang tepat untuk mengakumulasi portofolio asetnya," kata Afid dikutip dari keterangan resmi, Jumat (11/2/2022)
Baca Juga
Afid menambahkan, setiap investor pasti punya karakter masing-masing. Kebanyakan investor yang berpengalaman akan membeli saat harga terkoreksi atau buy the dip untuk melindungi nilai kekayaan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika investor langsung memborong sebuah aset saat harganya tengah anjlok.
Sementara itu, investor yang memborong aset kripto di harga murah, bisa saja kemudian dijual kembali saat pasar merangkak pulih dan harganya menunjukkan tren peningkatan kembali. Namun, perlu diingat kembali bahwa investasi aset kripto itu berisiko tinggi dan sangat spekulatif, perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan.
"Melakukan riset terlebih dahulu mengenai aset kripto yang akan dibeli. Membeli aset kripto sesuai kemampuan dana yang dimiliki dan gunakan "uang dingin". Investor juga bisa melakukan diversifikasi aset atau istilahnya jangan taruh telur dalam satu keranjang," saran Afid.
Berikut adalah sejumlah tips investasi aset kripto dari Afid untuk mengambil untung saat harganya tengah terkoreksi:
1. Jangan menjadi FOMO dan FUD
Investor kripto yang baik akan tetap mengikuti berita dan tren terbaru di market. Namun, terlalu banyak informasi pasti bisa menjadi hal yang buruk. Mental investor akan bergejolak sehingga bisa melakukan keputusan yang tidak tepat, seperti FOMO (fear of missing out) dan FUD (fear, uncertainty, and doubt).
"Biasanya saat market anjlok, investor akan bersikap FOMO dan FUD. Keduanya adalah istilah umum di dunia, dan dapat memiliki pengaruh yang lebih kuat pada keputusan untuk membeli dan menjual. Hal tersebut bisa berdampak buruk, karena keputusan tidak didasari oleh akal yang sehat," kata Afid.
Ia menyarankan untuk investor melakukan riset dengan komprehensif. Saat mempelajari tentang pembaruan di pasar kripto, selalu coba dan konfirmasi dengan berbagai sumber.
2. Tetapkan tujuan yang jelas, diversifikasi, dan beli sesuai kemampuan
Afid menjelaskan, sebagian besar investor yang cerdas memilih untuk memegang sejumlah jenis aset kripto yang berbeda dalam jangka panjang untuk mendiversifikasi portofolio mereka. Investor kripto harus menentukan strategi perdagangan mereka, dan buat keputusan yang tepat untuk cut loss dan take profit.
"Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk merencanakan masa depan dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kerugian. Jangan terlena melihat market anjlok, lalu membeli sejumlah aset kripto yang banyak, tapi tanpa riset," tuturnya.
Investor dapat mempertimbangkan strategi tetap seperti mengeluarkan dana khusus untuk investasi kripto dalam jumlah kecil secara berkala. Hal ini untuk mengurangi sifat rakus yang biasanya terjadi pada investor.
3. Ambil untung di stablecoin
Salah satu opsi teraman untuk menghindari volatilitas kripto dan melindungi diri, selama penurunan pasar adalah dengan mengonversi beberapa kepemilikan kripto volatil menjadi aset yang lebih stabil.
"Ini dapat membantu investor mengunci keseimbangan portofolio mereka dan mengurangi risiko dan tingkat stres di pasar anjlok," kata Afid.
4. HODL dan pemikiran jangka panjang
Afid mengatakan, jika nilai aset kripto yang dimiliki telah turun sejak pembeliannya, disebut kerugian yang belum direalisasi. Maka dari itu, sebaiknya aset kripto yang diyakini akan bernilai jangka panjang disarankan untuk melakukan hold dan hanya dijual dengan harga kurang dari harga pembelian.
"Di saat market krisis, memegang kripto yang memiliki nilai tinggi atau big cap mungkin lebih menguntungkan daripada menjual dalam jangka pendek," katanya.
5. Lihat peluang di market kripto
Ketika pasar kripto jatuh, ada peluang tahu ke mana harus mencari cuan. Investor yang tajam melihat jendela peluang baru, pasti memanfaatkan 'diskon' dan menghasilkan keuntungan.
"Bahkan dalam tren turun, masih akan ada puncak dan lembah kecil saat pasar berfluktuasi. Investor yang telah memoles keterampilan teknik analisis mereka dapat memperoleh keuntungan di sini, menggunakan pengetahuan itu untuk memprediksi pergerakan jangka pendek dan memanfaatkannya dengan membeli posisi terendah dan menjual harga tertinggi," pungkas Afid.