Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Turun, Mata Uang Asia Bertumbangan

Rupiah ditutup turun 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.347 per dolar AS pada Jumat (11/2/2022)
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah ditutup turun pada perdagangan akhir pekan mengikuti pelemahan mata uang Asia.

Rupiah ditutup turun 5 poin atau 0,03 persen menjadi Rp14.347 per dolar AS pada Jumat (11/2/2022). Rupiah melemah bersama dengan won Korea Selatan yang koreksi 0,18 persen, rupee India 0,53 persen, ringgit Malaysia 0,14 persen.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap 6 mata uang utama naik 0,37 persen menjadi 95,911. Indeks dolar AS rebound setelah jatuh dari level tertingginya di kisaran 97.

Bank Indonesia merilis kurs Jisdor hari ini di posisi Rp14.359 per dolar AS. Kiurs Jisdor turun 15 poin dari Rp13.344 per dolar AS pada Kamis (10/2/2022).

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa nilai tukar rupiah tersebut masih tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.

“Perkembangan nilai tukar rupiah tersebut ditopang oleh berlanjutnya aliran masuk modal asing dan pasokan valas domestik, persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, dan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar BI,” katanya dalam konferensi pers virtual, kamis (10/2/2022).

Dengan perkembangan ini, Perry menyampaikan bahwa rupiah hingga 9 Februari 2022 mencatatkan depresiasi sekitar 0,73 persen (year-to-date/ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021.

Hal ini terjadi sejalan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina sebesar 0,71 persen ytd, India 0,65 persen ytd, dan Korea Selatan 0,62 persen ytd.

BI memandang, nilai tukar rupiah ke depan diperkirakan tetap terjaga, didukung oleh kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik, di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang berlanjut.

“BI akan terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan fundamental ekonomi, melalui langkah-langkah mendorong efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar,” kata Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper