Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Parkir di Zona Merah, Investor Bertaruh pada Laporan Laba Emiten

Setelah perdagangan bak rollercoaster minggu lalu, investor siap untuk menerima rilis laporan keuangan beberapa perusahaan pada pekan ini.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham di Wall Street menutup perdagangan Senin (7/8/2022) waktu setempat dengan melemah di tengah musim laporan keuangan emiten dan data ekonomi terbaru.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (8/2/2022), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup mendatar 1,39 poin ke 35.091,13, S&P 500 melemah 0,37 persen atau 16,66 poin ke 4.483,87, dan Nasdaq tergelincir 0,58 persen atau 82,34 poin ke 14.015,67.

Setelah perdagangan bak rollercoaster minggu lalu, dengan saham Meta Platforms (FB) yang turun tajam akibat prospek kinerja yang mengecewakan, dan saham Amazon (AMZN) yang rebound setelah rilis laporan keuangan, investor siap untuk menerima rilis hasil kinerja perusahaan lainnya.

Perusahaan itu termasuk Disney (DIS) hingga Uber (UBER), Lyft (LYFT), Pfizer (PFE), dan Coca-Cola (KO) masing-masing akan melaporkan hasil kuartal dalam beberapa hari mendatang. Peloton (PTON) juga akan merilis kinerja keuangan di tengah kabar bahwa sejumlah perusahaan, termasuk Amazon dan Nike (NKE) sedang mempertimbangkan untuk mengajukan penawaran membeli perusahaan teknologi kebugaran tersebut.

Menuju minggu ini, lebih dari setengah perusahaan S&P 500 telah melaporkan hasil pendapatan kuartalan. Tingkat pertumbuhan yang diharapkan untuk pendapatan agregat S&P 500 mencapai 29,2 persen, menurut data dari FactSet. Jika dipertahankan selama beberapa minggu berikutnya dari musim pendapatan, ini akan menandai kuartal keempat berturut-turut bahwa pendapatan agregat emiten tumbuh lebih dari 25 persen.

Adapun data ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini adalah Indeks Harga Konsumen (CPI) minggu ini pada Kamis. Data tersebut berfungsi sebagai salah satu laporan utama yang membantu pelaku pasar menentukan langkah selanjutnya dari Federal Reserve untuk mengekang kenaikan harga.

Konsensus ekonom memperkirakan CPI akan naik sebesar 7,2 persen pada basis tahunan untuk Januari 2022, menandai kenaikan harga tercepat sejak 1982. Hasil seperti itu selanjutnya akan menambah daya narasi bahwa ekonomi AS telah cukup pulih, dan sekarang sedang berjalan cukup panas.

Lonjakan gaji tenaga kerja AS minggu lalu yang jauh lebih baik dari perkiraan dalam laporan pekerjaan Januari Departemen Tenaga Kerja juga menggarisbawahi sejauh mana pemulihan ekonomi AS.

Menyusul kinerja menakjubkan dari laporan ketenagakerjaan Januari, rilis utama minggu mendatang kemungkinan adalah laporan CPI untuk Januari karena akan memberikan wawasan kepada pembuat kebijakan dan pelaku pasar tentang inflasi di tengah tanda-tanda berlanjutnya tekanan harga yang terus meningkat yang, pada gilirannya, mendukung ekspektasi untuk tindakan kebijakan moneter hawkish yang dimulai pada bulan Maret," kata Sam Bullard, ekonom senior Wells Fargo.

Menurutnya, peningkatan lebih lanjut dalam ekspektasi inflasi, terutama ekspektasi jangka panjang, hanya akan menambah lebih banyak tekanan pada Fed untuk bertindak pada Maret 2022 dan ketidakpastian mengenai kenaikan suku bunga.

Pelaku pasar pun semakin memperkirakan kemungkinan bahwa Federal Reserve pada akhirnya akan menaikkan suku bunga lima kali pada 2022, menandai peningkatan dari hanya tiga kenaikan suku bunga yang sinyalnya telah dikirim oleh The Fed pada Desember 2021.

Beberapa investor juga memprediksi bahwa The Fed mungkin menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin setelah pertemuan penetapan kebijakan Maret daripada seperempat poin, yang akan menandai langkah pertama sebesar itu sejak tahun 2000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper