Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas bursa saham Amerika Serikat menguat pada akhir perdagangan Jumat (4/2/2022) menyusul lonjakan saham Amazon, di tengah rilis data tenaga kerja AS yang meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga Federal Reserve.
Berdasarkan data Bloomberg, indeks S&P 500 ditutup menguat 0,52 persen kelevel 4.500,53, sedangkan indeks Nasdaq naik 1,58 persen ke 14.098,01. DI sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average melemah tipis 0,06 persen.
Imbal hasil obligasi Treasury AS tenor 10 tahun naik menjadi 1,92 persen karena para pelaku pasar menaikkan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS menjadi 50 basis poin pada bulan Maret.
Mayoritas indeks Wall Street naik setelah saham Amazon melonjak hingga 14 persen menyusul kenaikan biaya langganan Amazon Prime. Dolar AS juga menguat meskipun masih membukukan kinerja mingguan terburuk sejak 2020.
Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS mencatat nonfarm payrolls (NFP) meningkat 467.000 pada Januari setelah direvisi naik 510.000 pada Desember. Sementara itu, tingkat pengangguran naik menjadi 4 persen dan pendapatan rata-rata per jam melonjak.
Data NFP tersebut berada jauh di atas median ekspektasi dalam survei Bloomberg terhadap para ekonom yang memperkirakan kenaikan 125.000.
Kepala investasi Cornerstone Wealth Cliff Hodge mengatakan data tenaga kerja AS tersebut memberikan ekspektasi kepada terhadap perekonomian.
"Data (nonfarm payroll) benar-benar baik untuk ekonomi, tetapi tidak untuk pasar karena kekuatan dalam angka-angka menyajikan dukungan terhadap kebijakan the Fed yang lebih agresif," ungkap Cliff, seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (5/2/2022).
Perdagangan pekan ini fluktuatif karena investor dikejutkan oleh kinerja emiten teknologi AS yang mengecewakan, termasuk induk Facebook, Meta Platforms Inc., yang kapitalisasi pasarnya tergerus US$250 miliar pada Kamis.
Namun, kinerja positif dari Amazon membantu mengangkat sentimen. Kapitalisasi pasar emiten e-commerce dan penyedia komputasi awan tersebut naik US$190 miliar pada Jumat.