Bisnis.com, JAKARTA - Penanganan pandemi dan percepatan program vaksinasi Covid-19 yang semakin meluas membuat perekonomian nasional berangsur-angsur menggeliat. Di akhir tahun 2021, bahkan ekspor manufaktur dan komoditas mencatatkan rekor, kendati masih dalam situasi pandemi.
Semakin pulihnya perekonomian nasional juga terlihat dengan mulai marak dan ramainya pusat-pusat perbelanjaan, restoran, kafe dan tempat wisata. Di tahun 2022 ini, diyakini sektor ritel kembali normal seperti sediakala, terlebih mulai kembali normalnya daya beli masyarakat seiring mulai beraktivitasnya kantor dan pusat industri.
Terkait hal itu, bisnis di sektor konsumer, ritel dan distribusi makanan masih akan menarik di masa-masa mendatang selama daya beli masyarakat terus terjaga. Terlebih lagi dalam situs Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks saham sektor consumer non cyclicals (primer) terus mencatatkan kenaikan sejak minggu lalu.
Keyakinan itu juga dikatakan oleh Heldy Arifin, Sekretaris Perusahaan PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI), emiten konsumer primer yang bergerak di bidang produsen dan pemasok beras. Perseroan membeli bahan baku beras dan mengolahnya menjadi produk akhir perseroan (rice to rice) dengan beragam jenis merek dagang dan produksi beras, termasuk jenis premium dan customize untuk memenuhi kebutuhan segmen Horeka (Hotel, Restoran, dan Kafe) .
“Sejak dua tahun lalu, di masa pandemi ini sektor konsumer dianggap sebagai sektor defensif dan sempat menjadi pilihan bagi banyak investor. Kini dengan mulai ditanganinya kasus Covid-19, mulai masuknya vaksin booster dan mulai pulihnya ekonomi, maka sektor ini terus tumbuh di 2022 dan diuntungkan oleh pemulihan tersebut,” kata Heldy dalam keterangan resminya, Kamis (3/2/2022).
Selain itu, kata Heldy, bisnis sektor konsumer tetap menjanjikan lantaran jumlah penduduk Indonesia begitu melimpah. Permintaan terhadap produk konsumer pun pada dasarnya selalu ada, karena beberapa produk di antaranya merupakan kebutuhan primer. Saat ini saja, sambung Heldy, permintaan beras customize untuk lini Horeka terus mengalami peningkatan yang menggembirakan.
Baca Juga
NASI sendiri, kata Heldy, setelah mendapatkan dana segar dari IPO kemarin yang melepaskan sebanyak 200 juta saham baru dengan nilai dana Rp31 miliar terus mengembangkan kapasitas produksi dan lini bisnisnya. Hal ini dilakukan seiring optimisme normal dan pulihnya perekonomian nasional di 2022.
"Perusahaan tetap optimis bahwa bisnis kami akan terus tumbuh dan berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan pokok masyarakat terhadap beras. Saat ini kami sudah mulai meningkatkan kapasitas, karena perusahaan sudah mulai merealisasikan dana IPO untuk belanja modal dengan fokus pada pabrik dan gudang,” kata Heldy.
Sekitar 10% dana IPO digunakan untuk membeli kendaraan seperti truk, mobil box, dan motor untuk mendukung kegiatan operasional dan distribusi produk perusahaan. Selain itu, dana juga digunakan untuk pembelian tanah di Desa Karanganyar, Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Jawa Barat seluas 2.589 meter persegi, untuk membangun gudang perusahaan.
"Tentunya dengan peningkatan kapasitas produksi pabrik, kami butuh kendaraan untuk logistik. Ini akan direalisasikan mulai tahun ini hingga 2023. Begitu juga dengan pembangunan kapasitas gudang perusahaan yang sudah dibeli. Dana sekitar 12% dari IPO akan dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan gudang perusahaan di atas tanah tersebut,” jelasnya.
Sementara sisa dana hasil IPO akan digunakan untuk modal kerja perusahaan, termasuk untuk membeli kebutuhan bahan baku dan bahan pendukung serta untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Heldy mengatakan perusahaan terus memaksimalkan produksinya di tengah iklim pemulihan ekonomi.
Sejak pendiriannya, Wahana Inti Makmur telah menganut sistem pertanian plasma, di mana sistem pertanian plasma adalah hasil kerjasama antara Perseroan dengan para petani plasma untuk menghasilkan beras berkualitas tinggi yang dapat diproduksi secara berkelanjutan. NASI juga akan mengembangkan bisnis distribusi online untuk mendukung transformasi digital yang digagas pemerintah.
“Target pertumbuhan perusahaan direncanakan tahun ini mampu mencapai 30%-35% atau ditargetkan akan mencapai pendapatan Rp60 miliar. Kami ingin terus mempertahankan kinerja yang terus membaik seperti tahun 2019," katanya. Salah satu upaya untuk mencapai pertumbuhan itu, NASI juga memperbaiki jaringan distribusi dan rantai pasok dengan mengembangkan logistik secara digital sekaligus menggandeng startup untuk kerja samanya.
Sebagai informasi, sepanjang 2021, Wahana Inti Makmur mencatatkan kenaikan pendapatan 14% year on year (yoy), dari Rp40,56 miliar menjadi Rp45,41 miliar sesuai dengan proyeksi. Saat ini, nilai kapitalisasi pasar NASI di BEI mencapai Rp167,94 miliar.
Pada perdagangan Rabu (2/2/2022), saham NASI di bursa kenaikannya cukup signifikan. NASI dibuka di Rp448 dan melesat melesat 82 poin atau di Rp530. Total sebanyak 50,21 juta lembar saham laku terjual. Sejak awal IPO di pertengahan Desember 2021 yakni di harga Rp155, hingga saat ini pergerakan saham NASI terpantau terus melesat hingga Rp530.