Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas memperpanjang kenaikannya pada akhir perdagangan Rabu pagi (2/2/2022) waktu Asia Tenggara. Kini, logam mulia ini kembali diperdagangkan di atas level US$1.800 untuk pertama kalinya dalam hampir seminggu.
Kenaikan harga emas ini didorong oleh melemahnya dolar AS dan ketegangan yang sedang berlangsung di Ukraina. Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange terangkat US$5,10 atau 0,3 persen dan menetap di US$1.801,50 per ounce. Ini merupakan penyelesaian kontrak teraktif tertinggi sejak 26 Januari, menurut data FactSet.
Sehari sebelumnya, Senin (31/1/2022), harga emas berjangka meningkat US$9,80 atau hampir 0,6 persen menjadi US$1.796,40, setelah jatuh US$8,4 atau 0,47 persen menjadi US$1.786,60 pada Jumat (28/1/2022), dan anjlok US$36,6 atau 2,0 persen menjadi US$1.793,10 pada Kamis (27/1/2022).
"Emas terus ditarik bolak-balik karena pasang surut pasar obligasi AS, serta kekuatan dolar AS," kata Kepala Analis Pasar CMC Markets UK, Michael Hewson. Namun, kelemahan di pasar mata uang Selasa (1/2/2022) tampaknya membantu mendukung emas, tambahnya.
Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures David Meger mengatakan the Fed terdengar jauh lebih dovish pada Senin (31/1/2022) daripada yang mereka lakukan minggu lalu dan sebagai akibatnya, pasar melihat dolar mundur dan harga aset mengalami reli karena hasil rapat the Fed kemarin.
Pembuat kebijakan Fed mengatakan mereka akan menaikkan suku bunga pada Maret tetapi berbicara dengan hati-hati pada Senin (31/1/2022) tentang apa yang mungkin terjadi dalam menghadapi prospek inflasi yang tidak pasti dan pandemi yang sedang berlangsung.
Baca Juga
Indeks dolar turun dari puncak multi-bulan terhadap para pesaingnya, mendukung permintaan untuk emas yang dihargakan dengan greenback di antara pembeli yang memegang mata uang lainnya.
"Ketegangan Rusia-Ukraina juga terus mendorong permintaan safe haven emas," papar Meger.
Ukraina pada Selasa (1/2/2022) mengumumkan rencana untuk meningkatkan angkatan bersenjatanya ketika para pemimpin Eropa berbaris untuk mendukung negara itu dalam perselisihan dengan Rusia.
Mencerminkan selera investor, kepemilikan ETF (Exchange-Traded Fund) berbasis emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, naik ke level tertinggi sejak pertengahan Agustus pada Senin (31/1/2022).
Adapun, investor sekarang menunggu data penggajian non-pertanian AS yang akan dirilis akhir pekan ini.