Bisnis.com, JAKARTA – Harga sejumlah aset kripto masih cenderung mengalami pelemahan selama sepekan terakhir.
Dilansir dari Coinmarketcap.com, harga aset kripto terbesar di dunia, Bitcoin, telah turun dibawah level US$40.000 ke posisi US$37.988,07. Sementara itu, harga Ethereum terpantau pada level US$2.581,62.
Terkait hal tersebut, Trader Tokocrypto, Afid Soegiono, melihat meski pemulihan sudah terlihat secara perlahan, tapi investor harus waspada terkait koreksi besar ini. Ia menjelaskan, hanya beberapa koin digital stablecoin yang menguat tipis.
Menurutnya, koreksi pada pasar kripto disebabkan adanya panic selling, sehingga diprediksi tidak akan berlangsung lama. Afid menambahkan, saat ini investor cenderung merespons negatif dan bersikap wait & see terkait sejumlah peristiwa global yang membuat nilai Bitcoin dan aset kripto lainnya menurun sehingga membuat pasar kripto bergerak lambat.
Salah satu sentimen utama yang membuat harga Bitcoin dan lainnya anjlok adalah pergerakan aset keuangan berbasis teknologi yang sedang drop di tengah isu pengetatan moneter yang bakal dilakukan oleh The Fed.
“Selain itu, ada faktor lainnya seperti penolakan dari SEC terkait ETF Bitcoin Spot dan Bank Sentral Rusia melarang penggunaan dan penambangan cryptocurrency," jelasnya dikutip dari keterangan resmi, dikutip Minggu (30/1/2022).
Baca Juga
Sejumlah analis memprediksi dalam jangka panjang, pasar masih akan koreksi akibat besarnya likuidasi. Penurunan ini memunculkan kekhawatiran akan terjadinya crypto winter.
Crypto winter merupakan kondisi ketika nilai cryptocurrency mengalami penurunan drastis, bahkan di bawah nilai tren bullish normal.
"Para ahli belum bisa memastikan, tapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi. Bitcoin akan benar-benar memasuki crypto winter, maka aset kripto lainnya akan ikut terpengaruh. Jika terjadi crypto winter, diperkirakan periodenya akan singkat," ungkapnya.
Saat harga aset kripto sedang turun, investor beranggapan bahwa saat inilah waktu yang tepat untuk masuk. Namun, hal ini perlu diwaspadai oleh investor, mengingat volatilitas kripto yang masih cukup tinggi dan belum ada katalis positif yang dapat mengangkat kembali performanya, walaupun sudah terlihat akan rebound.
“Investor harus paham risiko investasi aset kripto. Lakukan analisa fundamental dengan mempelajari aset kripto, sebelum berinvestasi, serta melakukan analisa teknikal untuk menentukan waktu yang tepat dalam membeli, menjual atau take profit,” pungkasnya.