Bisnis.com, JAKARTA — Gemelut kekhawatiran perang dunia ketiga dari Rusia dan Ukraina serta kasus Covid-19 Omicron yang kian tinggi masih menjadi faktor penggerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, ditambah dengan penurunan harga komoditas.
Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menyebutkan bahwa selama tiga hari berturut pola yang sama kembali terjadi pada Indeks DJIA dimana selama awal perdagangan Indeks DJIA sempat menguat cukup tajam sekitar 605 poin atau 1,77 persen, namun kemudian ditutup merosot tajam.
Akibat dampak kekhawatiran akan terjadinya Perang Dunia ke 3 jika Rusia yang menyerang Ukraina yang di didukung AS dan negara NATO, dan kekhawatiran kenaikan suku bunga acuan AS serta tingginya Kasus Baru terinveksi Covid19 yang mencapai sekitar 367.000 orang dan korban tewas baru sekitar 2.118 orang, akhirnya Indeks DJIA kembali ditutup turun sebesar 7,31 poin atau 0,02 persen.
"Jika dikombinasikan dengan kembali jatuhnya harga emas sebesar 1,25 persen, Nikel 0,77 persen, dan batu bara berbalik turun sebesar 2,92 persen berpotensi menjadi sentimen negatif penekan indeks bagi perdagangan di Bursa Indonesia Jumat ini," ujarnya dalam riset harian, Jumat (28/1/2022).
Selain itu kembali naiknya kasus baru Covid-19 di Indonesia mendekati Level 9.000 orang per hari membuka peluang level PPKM dinaikkan ke Level 3 juga membebani gerak IHSG.
Pada perdagangan hari ini, Edwin memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 6.563 - 6.658. Sementara, nilai tukar rupiah di hadapan dolar AS bergerak di Rp14.280 - Rp14.410.
Baca Juga
Edwin juga merekomendasikan menjual saham emiten emas ANTM dan MDKA.
Adapun, saham yang dapat rekomendasi beli antara lain EXCL, MIKA, BBNI, PRIM, ADRO, ACES, BBRI, dan SILO.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.