Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kompak! Emiten Rokok GGRM-HMSP Keluar dari IDX30, Diganti EMTK-WSKT

BEI mengeluarkan nama jagoan industri rokok yaitu GGRM dan HMSP dari daftar saham IDX30.
Aktivitas di salah satu pabrik PT HM Samporena Tbk tampak dari ketinggian/www.sampoerna.com
Aktivitas di salah satu pabrik PT HM Samporena Tbk tampak dari ketinggian/www.sampoerna.com

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia mendepak dua emiten rokok PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) keluar Dari IDX30.

IDX30 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. Dalam evaluasi teranyar, BEI mengeluarkan nama jagoan industri rokok yaitu GGRM dan HMSP dari daftar saham IDX30.

Posisi keduanya digantikan oleh raksasa teknologi nasional yaitu PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) dan juga emiten konstruksi PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).

Daftar dan jumlah saham yang digunakan dalam penghitungan indeks pada indeks-indeks tersebut akan efektif berlaku pada tanggal 2 Februari 2022.

Sebelumnya, Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, salah satu pemberat utama pergerakan IDX30 adalah kinerja saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) yang sudah anjlok lebih dari 40 persen setahun belakangan.

Menurutnya, penurunan kinerja tersebut terjadi seiring dengan tertekannya daya beli masyarakat akibat pandemi virus corona. Hal ini juga ditambah dengan kemunculan varian baru virus corona yang kian menghambat pergerakan indeks.

Sektor lain yang memberatkan pergerakan IDX30 adalah emiten dari bidang rokok seperti PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dan PT HM Sampoerna Tbk (HMSP). Nico memprediksi, pergerakan saham emiten sektor rokok masih akan tertekan pada tahun 2022 seiring dengan kenaikan cukai rokok.

Kendati demikian, Nico menilai prospek indeks IDX30 pada tahun 2022 mendatang masih cukup positif. Outlook ini salah satunya ditopang oleh prospek pemulihan ekonomi global dan Indonesia.

Ia menjelaskan, pemulihan pada akhir 2021 diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan sepanjang tahun 2022 dan seterusnya.

“Sentimen ini akan mengerek naik daya beli masyarakat yang nantinya akan berimbas pada kinerja keuangan emiten-emiten di bursa,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper