Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Saham Netflix Turun: Investor Kecewa Target Pelanggan Baru Kerendahan

Laju nilai tukar dolar AS yang kuat juga membebani uang Netflix di banyak pasar internasional. Manajemen memperkirakan apresiasi dolar akan mengurangi penjualan tahun 2022 sekitar US$1 miliar.
CEO Netflix Reed Hastings./Forbes
CEO Netflix Reed Hastings./Forbes

Bisnis.com, JAKARTA – Netflix Inc menargetkan hanya akan menambah 2,5 juta pelanggan pada kuartal I/2022. Target yang jauh dari perkiraan analis saham di Wall Street dan berpotensi menandai awal paling lambat untuk tahun baru perusahaan setidaknya dalam satu dekade.

Mengutip Bloomberg, Jumat (21/1/2022), saham Netflix turun sebanyak 20 persen menjadi US$404,50 dalam perdagangan setelah jam kerja Wall Street. Penurunan ini memangkas nilai pasar perseroan sekitar US$45 miliar karena investor bersiap untuk prospek bahwa raksasa streaming itu memasuki fase baru pertumbuhan yang lebih lambat. Seiring dengan anjloknya saham Netflix, saham Walt Disney Co. dan Roku Inc. juga merosot.

Netflix menambahkan hanya 18,2 juta pelanggan selama 2021, turun sekitar 50 persen dari rekor tahun sebelumnya. Diperkirakan bahwa perlambatan akan berlanjut, setidaknya untuk kuartal berikutnya, dengan prospek untuk periode saat ini meleset dari proyeksi Wall Street yang sekitar 6,26 juta pelanggan baru.

Para eksekutif Netflix berjuang untuk mengidentifikasi mengapa pertumbuhan melambat. Mereka menyalahkan ekonomi yang sulit, terutama di Amerika Latin, serta dampak pandemi yang berkepanjangan.

Manajemen Netflix juga mengakui dampak potensial dari layanan streaming saingan. Co-founder Netflix Reed Hastings telah lama mengabaikan persaingan sebagai masalah. Sekalipun Netflix bisa tumbuh karena banyak saingan masuk ke bisnis ini, tapi Netflix hanya sedikit mengubah strateginya

"Sulit untuk menentukan mengapa akuisisi [pelanggan] belum pulih ke tingkat sebelum Covid," kata Chief Financial Officer Netflix Spencer Neumann pada Kamis (20/1/2022) waktu setempat. Dia dan rekan-rekannya menegaskan kembali kepercayaan mereka dalam prospek jangka panjang untuk bisnis.

Pasang Surut

Pasang surut pandemi membuat kinerja perusahaan kurang dapat diprediksi. Netflix mencatat pertumbuhan pelanggan terbaiknya pada tahun 2020, ketika miliaran orang terjebak di rumah saat pandemi.

Tetapi perusahaan telah mundur dari pertumbuhan dan mengalami awal yang lambat hingga 2021. Netflix sebenarnya menjalani 2021 dengana awal yang kuat pada dua kuartal pertama. Selanjutnya Netflix menjaring 8,28 juta pelanggan pada kuartal keempat tahun 2021, mengalahkan perkiraan Wall Street. Kendati demikian, realisasi kuartal IV/2021 berada di bawah perkiraan perseroan sendiri yang mematok target sebesar 8,5 juta pelanggan.

Kuartal terakhir 2021 menampilkan rekam jejak terkuat dalam sejarah Netflix, dengan lebih banyak judul besar yang dirilis pada bulan-bulan terakhir tahun 2021 dibandingkan periode sebelumnya.

Judul-judul yang dirilis akhir tahun lalu termasuk musim baru dari serial populer The Witcher dan Money Heist, dan limited series baru Maid dan My Name, serta film Red Notice dan Don't Look Up.

Dua film terakhir yang disebutkan itu adalah dua film orisinal Netflix yang paling banyak ditonton. Orang-orang menonton film aksi Red Notice selama lebih dari 364 juta jam dalam 28 hari pertama, dan menghabiskan hampir 350 juta jam pada Don’t Look Up. Itu setara dengan sekitar 180 juta orang menonton Red Notice sekali, dan sekitar 140 juta orang menonton Don’t Look Up.

Daftar pertunjukan untuk kuartal I/2022 diperkirakan tidak sekuat akhir 2021, dan banyak dari judul terbesar tidak akan dirilis hingga Maret.

Meroket 6.000 Persen

Investor telah lama melihat saham Netflix sebagai saham yang bertumbuh. Netflix dinilai sebuah perusahaan yang akan menambah puluhan juta pelanggan per tahun saat orang-orang beralih dari TV berbayar ke video internet.

Netflix telah memenuhi janji itu selama satu dekade, tumbuh dari tahun ke tahun dalam perjalanan ke lebih dari 200 juta pelanggan. Sahamnya naik hampir 6.000 persen selama 10 tahun, yang berakhir Desember 2021.

Sekarang perusahaan telah menjaring begitu banyak pelanggan di Amerika Utara dan sebagian besar Eropa, pertumbuhan menjadi lebih menantang. Eropa dan Asia adalah pasar terpenting perusahaan pada 2021. Netflix menambahkan 7,14 juta pelanggan di Asia Pasifik dan 7,34 juta di Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

Laju nilai tukar dolar AS yang kuat membebani uang Netflix di banyak pasar internasional tersebut. Manajemen memperkirakan bahwa apresiasi dolar akan mengurangi penjualan tahun 2022 sekitar US$1 miliar.

Alhasil pasar Asia akan menjadi lebih penting dan lebih menantang. Netflix baru saja mulai mencapai kesuksesan di pasar seperti Korea Selatan dan Jepang, dan berencana untuk mempercepat pekerjaannya di sana dengan 20 program asli dari Korea tahun ini. Di sisi lain, Netflix belum menembus India, pasar utama lainnya di kawasan itu.

“Hal yang membuat kami frustrasi adalah mengapa kami tidak lebih sukses di India,” kata Hastings.

Bisnis Gaming

Selama ini, Netflix mengandalkan campuran pertumbuhan pelanggan dan kenaikan harga untuk meningkatkan penjualan. Perusahaan menaikkan harga di AS dan Kanada bulan ini. Itu adalah dua pasar yang paling matang, dan tempat di mana manajemen dapat memperoleh lebih banyak pertumbuhan dari kenaikan harga daripada pelanggan baru.

Adapun Netflix menjaga harga tetap sama, atau bahkan menurunkannya, di pasar yang masih mencari lebih banyak pijakan, seperti Asia Tenggara dan India.

Sementara Netflix mengandalkan film dan acara TV untuk menarik pelanggan selama 25 tahun sejarahnya, Chief Product Officer Greg Peters mengidentifikasi sumber pertumbuhan potensial lainnya yaitu game.

Perusahaan baru saja memperkenalkan game ke layanannya pada paruh kedua tahun 2021, dan berencana untuk memperluas penawarannya di masa mendatang. Netflix akan mengembangkan game in-house, dan melisensikan judul-judul populer dari studio yang ada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper