Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sederet Bank Bakal Gelar Rights Issue di 2022, Ini Daftarnya!

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, berikut sederet perbankan telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan aksi rights issue pada tahun ini.
Pegawai melintas di dekat layar yang menampilkan logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melintas di dekat layar yang menampilkan logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Perbankan di Tanah Air kembali meramaikan aksi penambahan dana melalui rights issue untuk mengejar tenggat pemenuhan modal inti minimum Rp3 triliun bagi bank kecil di akhir 2022. Aksi yang semakin semarak ini juga dilakukan untuk memperluas ekspansi bisnis bank.

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, sederet perbankan telah menyatakan kesiapannya untuk melakukan aksi rights issue pada tahun ini. Berikut daftarnya:

1. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI)

BNI dikabarkan akan melakukan rights issue pada 2022. Hal itu terungkap ketika Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dalam Rapat Kerja di Komisi VI DPR RI.

Sekretaris Perusahaan BNI, Mucharom membenarkan hal itu dan menegaskan aksi rights issue masih dalam tahap persiapan dan membangun komunikasi antarpihak. Saat ini, BBNI terus mengedepankan program transformasi untuk meningkatkan kinerja perseroan.

“Saat ini perseroan terus berfokus dalam melaksanakan program transformasi untuk meningkatkan kinerja dan memberi nilai tambah bagi segenap investor, hal ini juga akan berdampak secara tidak langsung terhadap rencana rights issue yang akan dilakukan oleh perseroan,” jelasnya.

2. PT Bank Mandiri Taspen

Selain BNI, ada pula PT Bank Mandiri Taspen atau Bank Mantap yang ikut serta menyiapkan rencana penambahan modal dengan kisaran mencapai Rp700 miliar melalui rights issue.

Division Head Corporate Secretary & Legal Bank Mantap Errinto Pardede mengatakan aksi korporasi itu sesuai dengan rencana bisnis perseroan tahun ini yang telah disampaikan ke OJK sejak November lalu.

Aksi tersebut bertujuan untuk memperkuat permodalan dalam rangka ekspansi kredit perseroan dan menjaga rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR)

3. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN)

Rencana rights issue Bank BTN juga diungkapkan oleh Erick Thohir. Penguatan modal juga akan dilakukan perseroan dengan menerbitkan Efek Beragun Aset (EBA) dan Obligasi pada 2022.

Direktur Finance, Planning, & Treasury Bank BTN, Nofry Rony Poetra mengatakan setiap tahun perseroan aktif menghimpun dana dari pasar modal. Namun, kondisi likuiditas yang cukup positif membuat opsi digeser di tahun ini.

4. PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR)

Direktur PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) mengungkapkan perseroan bakal menambah modal lagi melalui rights issue sebesar Rp500 miliar pada 2022.

Direktur Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah menyatakan, pelaksanaan aksi korporasi tersebut akan dilakukan antara kuartal III/2022 atau kuartal IV/2022. Bank Oke sudah melakukan dua kali rights issue dan APRO Financial Co. Ltd, perusahaan pembiayaan asal Korea Selatan, selalu menjadi pembeli siaga dalam aksi tersebut.

“Dan untuk tahun ini kalau diminta oleh OJK, APRO juga siap jadi pembeli siaga,” terangnya.

Sampai dengan September 2021, Bank Oke memiliki modal inti sebesar Rp2,38 triliun. Dengan rencana tersebut, modal inti DNAR akan semakin solid pada tahun depan.

5. PT Bank of India Indonesia Tbk. (BSWD)

Selanjutnya, Bank of India Indonesia juga berencana menggelar aksi penambahan modal lewat skema rights issue senilai Rp2 triliun pada tahun ini. Aksi ini dilakukan setelah rencana pelepasan seluruh saham milik Bank of India sebesar 76 persen saham, gagal direalisasikan.

Direktur Independen Bank of India Indonesia Primasura Pandu Dwipanata mengatakan rencana itu ditujukan untuk memenuhi ketentuan regulator, yang mewajibkan modal inti minimum bank mencapai Rp3 triliun pada akhir 2022.

6. PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS)

Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (17/1/2022), manajemen bank dengan kode saham AGRS itu menyampaikan rencana menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa atau RUPSLB pada 11 Februari 2022.

Rapat tersebut salah satunya mengagendakan untuk meminta persetujuan penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu. Diketahui, AGRS berencana menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue lewat penerbitan 10,92 miliar saham dengan nilai nominal Rp100 per saham.

Hingga akhir 2021, Bank IBK menyatakan bahwa modal inti yang dimiliki sebesar Rp2,9 triliun. Perseroan memastikan bahwa pemegang saham pengendali (PSP), yakni industrial Bank of Korea yang mengendalikan 91,34 persen saham AGRS akan melakukan aksi penambahan modal pada akhir tahun ini.

“Sesuai dengan RBB [rencana bisnis bank] pada 2022, PSP akan melakukan setoran modal pada akhir 2022 untuk memenuhi modal inti minimum Rp3 triliun,” tulis manajemen.

Sementara itu, dana yang diperoleh dari rights issue tersebut akan digunakan untuk keperluan modal kerja Bank IBK, sehingga struktur permodalan Bank IBK akan menjadi lebih baik dan perseroan akan memiliki pendanaan yang cukup untuk menjalankan strategi usahanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper