Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bertengger di Rp14.350, Rupiah Berpotensi Menguat hingga Awal Pekan Depan

Investor saat ini mengantisipasi peluang lebih besar dari kenaikan suku bunga The Fed setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Maret mendatang.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah ditutup menguat 0,28 persen atau 40,50 poin ke level Rp14.350,50 per dolar AS, Jumat (7/1/2022). Terdapat potensi jika rupiah pada pekan depan melanjutkan penguatan.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan rupiah ditutup menguat 40 poin pada perdagangan akhir pekan ini. Rupiah dapat bertahan di level Rp14.350 dibandingkan penutupan sebelumnya di level Rp14.391.

“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang Garuda kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis pada rentang Rp14.330 hingga Rp14.380,” katanya dalam keterangan resmi, Jumat (7/1/2022).

Ibrahim mengatakan, investor saat ini mengantisipasi peluang lebih besar dari kenaikan suku bunga The Fed setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Maret mendatang.

Selain itu, pasar tengah menunggu laporan pekerjaan AS, termasuk penggajian non-pertanian. Data klaim pengangguran awal Kamis menunjukkan bahwa jumlahnya naik menjadi 207.000 dibandingkan minggu sebelumnya.

Sementara dari dalam negeri, rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) RI juga mengalami kenaikan. Pada November 2021, rasio utang terhadap PDB adalah 39,84 persen dibandingkan sebulan sebelumnya yakni 39,69 persen.

Oleh karena itu, pelaku pasar optimistis bahwa pemerintah masih sanggup membayar utang plus bunganya. Sebagai tolak ukurnya adalah pertumbuhan ekonomi yang terus menggeliat akibat stabilitas politik yang stabil sehingga Pemerintah bisa membayar sebagian utang dan bunganya.

Sebagai informasi, utang pemerintah Indonesia saat ini paling besar dikontribusi dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) domestik yakni sebesar Rp 5.889,73 triliun yang terbagi dalam Surat Utang Negara (SUN) dan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper