Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas bergerak di zona merah pada kisaran US$1.820 per troy ons lantaran imbal hasil obligasi AS menguat. Namun, kekhawatiran akan penyebaran Omicron menjadi pendorong harga emas.
Berdasarkan data Bloomberg, Senin (3/1/2022) sesi Asia, harga emas Comex turun 5,60 poin atau 0,31 persen ke US$1.823 per troy ons. Sementara itu, harga emas spot turun 7,30 poin atau 0,40 peren ke US$1.821 per troy ons.
"Meningkatnya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS telah menekan turun harga emas ke level rendah US$1.820,90,” jelas Tim Riset Monex Investindo Futures dalam riset harian, Senin (3/1/2022).
Namun, fokus perhatian pasar emas saat ini terlihat tertuju pada perkembangan kasus Omicron di seluruh dunia yang sempat menembus rekor tertinggi sepanjang masa, yakni sebanyak 1,5 juta kasus dalam sehari, serta memperhatikan langkah-langkah the Fed yang akan diambil tahun ini.
Terkait the Fed, fokus pasar akan tertuju pada prospek kebijakan moneternya pada 2022, terutama terkait perubahan tingkat suku bunga dan terkait penurunan pemberian stimulus bulanan oleh the Fed.
Fokus perhatian terdekatnya adalah apakah the Fed akan benar-benar melakukan penurunan stimulus ditengah lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron yang membuat penyebaran terjadi lebih cepat dari sebelumnya.
Baca Juga
“Malam ini, harga emas berpeluang dibeli menguji level resistance di US$1.836 karena pasar yang tetap mengkhawatirkan kenaikan kasus covid varian Omicron. Namun bila mampu bergerak lebih rendah dari level support US1.822, harga emas berpotensi dijual menargetkan level support selanjutnya di US$1.815,” jelasnya.