Bisnis.com, JAKARTA – Para pelaku pasar berharap unicorn sekelas GoTo segera IPO untuk mendorong pertumbuhan indeks teknologi serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 2022.
Senior Technical Analyst Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata percaya indeks bermuatan saham-saham new economy itu masih akan tumbuh tahun ini. Namun dengan catatan, unicorn seperti GoTo benar-benar melakukan aksi penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO).
"Menyambut IPO GOTO, sepertinya market masih akan mengintai sektor teknologi, terutama investor atau trader generasi milenial saat ini yang perilaku trading-nya sudah tidak melulu di saham LQ45," katanya kepada Bisnis belum lama ini.
Liza menambahkan walaupun IPO Bukalapak tidak menggembirakan karena harganya yang overvalue. Tetapi, pasar berekspektasi GoTo ditengarai punya kinerja yang lebih baik daripada kompetitor berkaca dari kinerja perusahaan dan pangsa pasar.
Dia berharap IPO jumbo raksasa teknologi itu dapat mmembuat investor asing masih tertarik untuk melirik dan mempercayakan dana pada emerging market seperti Indonesia ini.
"Asing kami harapkan masih menginginkan pasar Indonesia untuk pilihan equity di tahun depan karena kita masih meyakini insentif dan dukungan dari pemerintah akan memperlihatkan hasil terbesar tahun ini," katanya.
Baca Juga
Liza menambahkan pemerintah secara intensif juga mengakomodir start up digital yang belum mencetak keuntungan namun cukup berperan sebagai penggerak indeks karena kapitalisasi pasar yang lumayan besar.
Sementara itu, Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan kapitalisasi pasar indeks sektor teknologi itu baru sekitar empat persen dari IHSG. Dia optimistis dengan masuknya raksasa teknologi itu dapat menaikkan kapitalisasi hingga dua kali lipat.
"Kapitalisasi pasar teknologi hanya sekitar 4 persen hingga 5 persen. Jika GoTo masuk bisa naik hingga 7 sampai 8 persen," katanya kepada Bisnis baru-baru ini.
GoTo, lanjutnya, bisa saja memang mengerek indeks. Akan tetapi dengan catatan secara fundamental baik begitu juga dengan valuasi yang rendah.
Jika kedua faktor tidak dipenuhi maka ada kemungkinan penguatan hanya terjadi sesaat seperti BUKA. Sebab, Wawan beranggapan indeks teknologi sejauh ini hanya ditopang oleh ekspektasi dari para investor.