Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang 2021, IDX Tech menjadi indeks paling perkasa dengan pertumbuhan yang eksponensial.
Walaupun masih berusia satu tahun, indeks yang merangkum emiten-emiten new economy itu mampu tumbuh 707,56 persen. Sepanjang sejarah pasar modal, sepertinya tidak ada yang mencatatkan laju sekencang itu.
Selain itu, penopang laju pertumbuhan merupakan emiten-emiten yang baru tercatat. Misalnya, sang prodigi PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang mampu tumbuh 10.370 persen.
Ketika IPO di awal tahun, saham perseroan dilepas pada Rp420 hingga berhenti di level Rp43.975. Itu pun bukan puncak harga tertinggi DCII yang sempat melambung ke Rp59.000 per saham.
Nasib serupa juga dialami oleh entitas perseroan yaitu PT Indointernet Tbk. (EDGE). Perusahaan yang dikomandoi oleh Toto Sugiri itu melepas saham pada level Rp7.375. Kurang dari setahun saham EDGE juga telah tumbuh 217,28 persen. Sebagai informasi, kedua perusahaan berasal dari papan pengembangan BEI.
Adapun emiten dari papan utama seperti PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) telah tumbuh 62,86 persen. Hal yang sama dicatatkan anak usaha Grup Lippo PT Multipolar Technology Tbk. (MLPT) 394,37 persen dan PT Metrodata Electronics Tbk. (MTDL) sebesar 141,77 persen.
Baca Juga
Sementara itu, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan di tengah munculnya varian baru Covid-19 pada tahun ini, mulai dari varian Delta hingga varian Omicron, pelaku pasar tampak masih optimistis terhadap prospek ekonomi Indonesia khususnya di pasar modal.
“Tercatat rekor-rekor baru dalam aktivitas perdagangan di 2021. BEI bersama Self-Regulatory-Organization [SRO] dengan dukungan Otoritas Jasa Keuangan juga dapat mempertahankan operasional perdagangan tanpa kendala apa pun,” kata Inarno dalam Konferensi Pers Penutupan Perdagangan BEI Tahun 2021, Kamis (30/12/2021).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia per 29 Desember 2021 secara year-to-date, IHSG mengalami kenaikan sebesar 10,40 persen ke level 6.600,68. Adapun, indeks komposit sempat menyentuh rekor tertinggi baru di level 6.723,39 pada 22 November 2021.
Selanjutnya, kapitalisasi pasar di BEI tercatat senilai Rp8.277 triliun atau naik 18 persen dibandingkan posisi akhir 2020 senilai Rp6.970 triliun.
Beberapa indikator perdagangan juga mengalami perbaikan yang signifikan dibanding tahun lalu seperti Rata-rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) sebesar Rp13,39 triliun atau naik lebih dari 45 persen dari posisi akhir 2020 senilai Rp9,2 triliun.
Frekuensi transaksi harian terpantau mencapai 1,29 juta kali transaksi atau naik 91 persen dibandingkan akhir 2020. Frekuensi perdagangan ini merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan bursa di Kawasan Asia Tenggara dalam tiga tahun terakhir.