Bisnis.com, JAKARTA – PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. atau ADMR akan menjadi perusahaan tercatat pertama yang go public pada 2022.
Emiten dengan kode saham ADMR itu akan tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Senin (3/1/2022). ADMR menawarkan 6,04 miliar saham dalam aksi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) atau setara dengan 15 persen saham ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Dalam prospektus terbaru, ADMR menetapkan harga penawaran Rp100 alias di batas bawah rentang harga book building. Dengan demikian, perseroan akan meraih dana segar sebanyak-banyaknya Rp604,85 miliar dalam aksi korporasi ini. Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini adalah PT Ciptadana Sekuritas Asia.
Adapun PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. merupakan perusahaan di bawah naungan PT Adaro Energy Tbk. (ADRO). ADMR bergerak di bidang usaha pertambangan dan perdagangan batu bara metalurgi melalui perusahaan anak dan menjalankan kegiatan usaha berupa jasa pertambangan dan jasa konsultasi manajemen.
Dalam menjalankan usahanya, ADMR dan entitas anak didukung dengan rantai pasokan yang terintegrasi dari tambang hingga ke stockpile dan transshipment area. Masing-masing dari 5 perusahaan anak mempunyai konsesi tambang berdasarkan PKP2B yang berlokasi di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur dengan total luas 146.579 hektar.
Pada tanggal 31 Agustus 2021, keseluruhan konsesi PKP2B tersebut memiliki sumber daya sebesar 980,0 juta ton dan cadangan sebesar 170,7 juta ton batu bara metalurgi yang berkualitas tinggi. Terkait tambang PT Maruwai Coal (MC) yang saat ini aktif, estimasi sumber daya dan cadangan menggunakan data topography 25 Mei 2021.
Kelima konsesi PKP2B tersebut merupakan bagian dari Cekungan Kutei Atas (Upper Kutei Basin), yang memiliki endapan batu bara metalurgi yang merupakan salah satu area greenfields terbesar secara global.