Bisnis.com, JAKARTA -- Setelah melaksanakan merger dengan Tri, PT Indosat Ooredo Tbk. (ISAT) berpotensi meraup cuan hingga Rp3,8 triliun.
Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan memperkirakan entitas hasil merger antara Indosat dengan Tri bakal membukukan keuntungan pada periode pertama. Dia memperkirakan laba bersih pada dua tahun mendatang dapat mencapai Rp3,8 triliun.
"Laba bersih diprediksikan berpotensi mencapai Rp1,3 triliun pada 2022 hingga Rp3,8 triliun pada 2023 dengan tingkat marjin laba bersih yaitu 3,8 persen dan 8,1 persen dibandingkan 2020 yang minus 2,6 persen," katanya kepada Bisnis pada Selasa (28/12/2021).
Dia pun berharap return on equity (ROE) pada periode yang sama dapat menyentuh 6,1 persen dan 14,7 persen. Sementara itu dari sisi operasional, menurutnya ada potensi laba sebesar Rp5,3 triliun dan Rp9,9 triliun.
Hal itu sejalan dengan total pendapatan konsolidasi yang dia perkirakan meningkat 15,4 persen pada 2022 menjadi Rp35,4 triliun. Lalu, meningkat hingga Rp46,6 triliun pada 2023.
"Total pendapatan segmen seluler kami perkirakan bertumbuh 17,5 persen dan 34,9 persen dibandingkan dengan 2020 menjadi Rp30,9 triliun dan Rp41,7 triliun," katanya.
Baca Juga
Steven menambahkan pada pendapatan segmen data-seluler diproyeksikan meningkat menjadi Rp29,6 triliun dan Rp40,2 triliun pada 2022 dan 2023.
"Kami berpandangan sinergi pasca-merger antara Indosat dengan Hutchison 3 Indonesia (H3I) secara bertahap akan meningkatkan kinerja keuangannya dimulai dari 2022–2023, dan kami ekspektasikan dampak maksimal baru dapat terefleksikan pada tahun 2024–2026," imbuhnya.
Sementara itu, pada hari ini Selasa (28/12/2021), saham Indosat terkoreksi 0,85 persen menjadi Rp5.850 per saham. Investor asing mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp14,34 miliar.