Bisnis.com, JAKARTA – Pefindo menyematkan peringkat idAAA untuk surat utang yang diterbitkan oleh PT Indosat Tbk. (ISAT).
Di antaranya adalah Obligasi Berkelanjutan III Perusahaan Tahun 2018-2020, Obligasi Berkelanjutan II Tahun 2017-2019, Obligasi Berkelanjutan I Tahun 2014-2016, dan Obligasi VIII Tahun 2012 Seri B.
Begitu juga dengan, Sukuk Ijarah Berkelanjutan III ISAT Tahun 2018-2020, Sukuk Ijarah Berkelanjutan II Tahun 2017-2019, dan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Tahun 2014-2016.
Adapun Obligasi Berkelanjutan III Tahap I Tahun 2019 Seri B ISAT sebesar Rp408,0 miliar dan Obligasi Berkelanjutan ISAT Sukuk Terdaftar III Tahap I Tahun 2019 Seri B senilai Rp91,0 miliar juga mendapatkan peringkat yang sama. Meskipun keduanya akan jatuh tempo pada 5 Maret 2022.
Analis Pefindo Martin Pandiangan dan Niken Indriarsih berpendapat ISAT mampu melunasi obligasi yang akan jatuh tempo menggunakan fasilitas kredit yang belum dicairkan sebesar Rp4,7 triliun pada akhir September 2021. Perusahaan juga memiliki kas saldo Rp11,0 triliun pada periode yang sama, termasuk hasil penjualan menara.
Selain itu, lembaga pemeringkat itu juga telah mencabut status creditwatch dengan Implikasi negatif dan merevisi prospek menjadi stabil. Pasalnua mereka memandang bahwa dukungan pemegang saham utama akan tetap kuat setelah merger.
Baca Juga
Dalam penilaian keduanya, PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (IOH), akan memainkan fungsi strategis bagi pemegang saham utama dalam jangka panjang, tidak mudah tergantikan, terutama dalam hal pasar di kawasan Asia Tenggara.
"Kesediaan pemegang saham untuk mendukung IOH tercermin dalam nama resminya yang baru, menggabungkan kedua Ooredoo Q.P.S.C. (Ooredoo) dan nama CK Hutchison Holdings Limited (Hutchison), yang menunjukkan kesediaan untuk berbagi risiko reputasi mereka," tulis mereka dalam keterangan resmi Senin (27/12/2021).
Maka itu mereka menilai hal itu memotivasi kedua pemegang saham untuk mempertahankan metrik kredit yang sehat di IOH. Adapun masa lock-up selama lima tahun ke depan juga menunjukkan komitmen pemegang saham untuk mempertahankan kepemilikan mereka di IOH.
"Secara mandiri, kami memproyeksikan IOH untuk mendapatkan keuntungan dari profil kredit yang lebih kuat yang didukung oleh posisi pasar yang sangat kuat dan peningkatan kualitas jaringan dan layanan," imbuhnua.
Adapun perihal tingginya kebutuhan belanja modal (capex) untuk pengembangan teknologi dan biaya transisi untuk merger, mereka berharap IOH untuk mempertahankan kebijakan keuangannya yang hati-hati.