Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemerintah Dipercaya Bisa Tangani Omicron, Rupiah Diprediksi Menguat Esok Hari

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan dibuka berfluktuatif dan berpotensi ditutup menguat tipis pada rentang Rp14.330 - Rp14.390 per dolar AS pada Senin (20/12/2021).
Karyawan merapikan uang dolar dan rupiah di Kantor Cabang Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (14/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan merapikan uang dolar dan rupiah di Kantor Cabang Bank Mandiri di Jakarta, Kamis (14/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah diperkirakan bisa melanjutkan penguatan pada perdagangan pekan depan.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup terapresiasi 0,05 persen menjadi Rp14.355 per dolar AS pada Jumat (17/12/2021).

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan rupiah akan dibuka berfluktuatif dan berpotensi ditutup menguat tipis pada rentang Rp14.330 - Rp14.390 per dolar AS pada Senin (20/12/2021).

“Pelaku pasar optimis virus Omicron yang terdeteksi di Indonesia bisa ditanggulangi secepatnya oleh pemerintah. Presiden Joko Widodo meminta masyarakat agar waspada tapi perkembangan Omicron ini jangan membuat kita panik,” tulis Ibrahim dalam riset harian, dikutip Minggu (19/12/2021).

Adapun, Kementerian Kesehatan RI mendeteksi seorang pasien dengan inisial N terkonfirmasi virus Omicron pada 15 Desember 2021. Selain itu, Kemenkes RI juga mendeteksi 5 kasus yang kemungkinan juga terkena Omicron dari Warga Negara Indonesia (WNI) yang baru kembali dari luar negeri.

Sementara itu, lanjut Ibrahim, pemerintah memutuskan tidak mengetatkan pembatasan sosial pada akhir tahun ini pun membuka peluang untuk stabilitas konsumsi masyarakat dan mobilitas orang di luar ruang.

“Bank Indonesia (BI) optimistis bahwa ekonomi kuartal IV/2021 diperkirakan tumbuh di atas 4,5 persen,” kata Ibrahim.

Sementara itu, dolar AS terpantau melemah walau masih berada di level tertingginya karena tertekan ekspektasi investor mengenai kenaikan suku bunga dari bank sentral Inggris (BoE) dan bank sentral Eropa (ECB).

Adapun, bank sentral utama dunia telah. mengadopsi kebijakan yang berbeda karena ketidakpastian dampak varian Omicron Covid-19 pada pemulihan ekonomi. Perdebatan tentang sejauh mana bank sentral harus bertindak untuk mengekang inflasi yang tinggi juga terus berlanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper