Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Ikut Pelemahan di Asia, Rupiah Berbalik Menguat Tipis

Rupiah ditutup menguat 6,5 poin atau 0,05 persen ke Rp14.335 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,01 persen ke 96,03.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah berhasil berbalik ditutup menguat tipis pada akhir perdagangan Jumat (17/12/2021) setelah dibuka di zona merah. 

Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 6,5 poin atau 0,05 persen ke Rp14.335 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,01 persen ke 96,03.

Sementara itu, sejumlah mata uang di Asia lainnya tidak ikut menguat seperti dolar Singapura melemah 0,03 persen, dolar Taiwan melemah 0,03 persen, peso Filipina melemah 0,07 persen, rupee India melemah 0,08 persen, yuan China melemah 0,10 persen, dan ringgit Malaysia melemah 0,30 persen.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar AS melemah tetapi tetap tinggi, karena investor mencerna kejutan kenaikan suku bunga dari Bank of England (BOE), dan Bank Sentral Eropa (ECB) mengadopsi sikap yang lebih hawkish.

“Kedua bank sentral telah mengadopsi kebijakan yang berbeda karena ketidakpastian tentang dampak varian Omicron Covid-19 pada pemulihan ekonomi tetap ada. Perdebatan tentang sejauh mana bank sentral harus bertindak untuk mengekang inflasi yang tinggi juga terus berlanjut,” ujarnya dalam riset harian, Jumat (17/12/2021).

Bank of England (BOE) mengejutkan pasar dengan menaikkan suku bunga menjadi 0,25 persen ketika menurunkan keputusan kebijakannya pada hari Kamis, BOE menjadi bank sentral dalam G7 yang menaikkan suku bunga sejak awal Covid-19.

Sementara itu ECB, dalam keputusan kebijakannya sendiri yang diturunkan pada hari yang sama dengan BOE, mengumumkan rencana pengurangan aset selama kuartal mendatang. Namun, bank sentral juga menekankan fleksibilitas kebijakan.

Di AS, The Fed akan mempercepat program pengurangan asetnya menjadi US$30 miliar setiap bulan. Bank Sentral AS juga mempertahankan suku bunganya tidak berubah tetapi akan memiliki tiga kenaikan suku bunga 0,25 poin pada 2022, pada tahun 2023, dan 2024.

Di dalam negeri, Pelaku pasar optimistis virus Omicron yang terdeteksi di Indoneia bisa ditanggulangi secepatnya oleh pemerintah. Presiden Joko Widodo meminta masyarakat agar waspada tapi perkembangan Omicron ini jangan membuat kita panik.

“Untuk itu, masyarakat yang belum divaksin agar segera divaksin, dan semua warga yang belum mendapatkan dua kali vaksin apalagi yang sama sekali belum divaksin, segeralah mendatangi fasilitas-fasilitas kesehatan untuk mendapatkan vaksin. Hanya vaksin inilah yang bisa menahan laju berkembangnya virus omicron di Indonesia,” imbuhnya.

Kemudian, sejalan dengan tidak diberlakukannya pengetatan PPKM, konsumsi masyarakat kembali stabil dan meningkatnya mobilitas pasca langkah-langkah penanganan yang ditempuh pemerintah dalam pengendalian Covid-19 varian Delta.

Oleh karena itu, Bank Indonesia optimistis bahwa ekonomi kuartal keempat 2021 diperkirakan tumbuh di atas 4,5 persen dan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi 2021 akan berada dalam kisaran 3,2 persen sampai 4 persen.

“Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan proyeksi Menteri Keuangan Sri Mulyani di 4 persen. Walaupun sebelumnya Dana Moneter Internasional (IMF) telah merevisi pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan sebesar 4,9 persen dari sebelumnya 5,9 persen di tahun 2021 akibat varian Covid-19 baru yaitu Omicron yang sudah menyebar di berbagai negara.

Untuk perdagangan Senin, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis di rentang  Rp14.330 - Rp14.390.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper