Bisnis.com, JAKARTA - Emiten ritel pengelola Hypermart, PT Matahari Putra Prima Tbk. (MPPA) menargetkan pertumbuhan kinerja hingga 20 persen pada tahun depan. Pertumbuhan tersebut ditopang peningkatan penjualan secara omnichannel baik online maupun offline.
Direktur Keuangan Matahari Putra Prima Herry Senjaya menjelaskan belum dapat menyampaikan proyeksi pendapatan hingga akhir tahun. Kendati demikian, dia meyakini kinerja pada 2022 akan lebih baik.
"Kelihatannya kami masih dalam proses menuju akhir tahun belum bisa menginformasikan data-data sehubungan kinerja 2021, karena ini masih di penghujung tahun. Tahun depan proyeksi penjualan optimistis bisa tumbuh di atas 20 persen," urainya dalam paparan publik, Jumat (17/12/2021).
Hingga September 2021, penjualan emiten berkode MPPA ini mencapai Rp4,9 Triliun, hanya turun 3,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Kinerja ini tetap konsisten, meskipun pembatasan PPKM ketat.
Strategi yang disiapkan perseroan pada tahun depan yakni menyambut periode pemulihan yang membuat gerai-gerai offline perseroan dapat kembali dibuka secara lebih massif.
Direktur Large Stores Format Matahari Putra Prima Suwartono cukup optimistis menyambut 2022 dengan keyakinan format ritel hypermart akan tetap tumbuh. Selama pandemi, gerai-gerai berkonsep Hypermarket terhambat pembatasan aktivitas, karena 95 persen gerai berada di mall yang terpengaruh jam operasionalnya.
Baca Juga
"Dengan strategi pembukaan gerai stand alone, hypermarket bisa tumbuh, pelonggaran di Desember bisa terus bertumbuh format hypermarket ini," urainya.
Grup MPPA baru saja membuka gerai yang berdiri sendiri (stand alone) sebanyak 9 unit yang terdiri atas 7 geri Hypermart, dan 2 gerau Hyfresh. Kesembilan unit gerai ini merupakan gerai bekas Giant dan menjadi mesin pertumbuhan baru.
Direktur Small Stores Format Matahari Putra Prima Wirawan Winarto menjelaskan selain fokus memperbaiki kinerja hypermarket concept, perseroan juga mengembangkan format supermarket.
"Kami dapat lokasi lebih strategis fokus pengembangan supermarket bisa di luar mall, potensi toko-toko yang ada juga cukup lebih besar, dibandingkan dengan dalam mall, lebih dekat dengan perumahan dan ke konsumen," katanya.
Dia melanjutkan, perseroan mempersiapkan dua format supermarket yakni supermarket compact dengan ukuran 400--500 meter persegi dan ukuran supermarket normal antara 800--1.000 meter persegi. Harapannya, konsep supermarket ini dapat lebih menjangkau konsumen.
"Penjualan juga luasan area lebih kecil, saya rasa memang fokus pengembangan small format, tahun depan cukup agresif ekspansi di supermarket compact," urainya.
Selain itu, perseroan juga meningkatkan penetrasi omnichannel melalui penjualan online Whatsapp Chat sejak Maret 2020 yang mencakup 130 gerai, GrabMart sejak Agustus 2020 mencakup 107 gerai, Shopee sejak September 2020 mencakup 108 gerai, Tokopedia sejak Desember 2020 mencakup 105 gerai, Blibli sejak Januari 2021 mencakup 110 gerai, dan JD.ID sejak Mei 2021 mencakup 101 gerai.
Sementara itu, sejak semester II/2021, perseroan juga mulai masuk Gomart dari Gojek dengan mencakup 80 gerai virtual per 30 November 2021. Perseroan juga hadir dalam gerai virtual happyfresh sebanyak 39 gerai.
Bisnis E-groceries MPPA tumbuh 167 persen secara tahunan, setara 11 persen dari total penjualan di kuartal III/2021 mengalahkan target perusahaan sebesar 8 persen dari total penjualan reguler.
Ekspansi mitra E-Groceries berlanjut dengan bergabungnya GoMart milik GOTO pada kuartal III/2021 dan bergabungnya HappyFresh pada kuartal IV/2021.