Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Saham Mark Dynamics (MARK) saat Permintaan Sarung Tangan Naik

MARK merupakan pemain utama dalam industri cetakan sarung tangan. Dengan total rata-rata kapasitas produksi mencapai 16,8 juta unit per tahun.
Direktur Utama PT Mark Dynamics Tbk. Ridwan Goh  saat menerima Best CEO of The Year Bisnis Indonesia Award (BIA) 2021 di Jakarta, Rabu (15/9/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Direktur Utama PT Mark Dynamics Tbk. Ridwan Goh saat menerima Best CEO of The Year Bisnis Indonesia Award (BIA) 2021 di Jakarta, Rabu (15/9/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat permintaan sarung tangan melonjak 13 persen selama dua tahun terakhir, dan diperkirakan akan terus tumbuh di kisaran 5 persen per tahun.

Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi melihat, potensi pertumbuhan pesat dari industri sarung tangan akan berdampak positif bagi kinerja keuangan emiten produsen cetakan sarung tangan PT Mark Dynamics Tbk. (MARK). MARK saat ini menguasai 50 persen pangsa pasar sarung tangan nitril global.

"MARK merupakan pemain utama dalam industri cetakan sarung tangan. Dengan total rata-rata kapasitas produksi mencapai 16,8 juta unit per tahun, MARK merupakan produsen cetakan sarung tangan terbesar di dunia," kata Yosua dalam risetnya, dikutip Senin (13/12/2021).

Dengan bertambahnya kapasitas produksi, volume penjualan MARK diproyeksikan naik 94,4 persen menjadi 16,8 juta unit per bulan pada 2021.

Sementara pada 2022, dengan optimalnya kapasitas produksi di pabrik baru, Yosua memperkirakan volume penjualan MARK masih dapat tumbuh tinggi, yakni 35,7 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy).

"Tingginya potensi pertumbuhan MARK yang didukung membaiknya tingkat kesadaran global, mendorong kami merekomendasikan buy untuk saham MARK," ujarnya.

Samuel Sekuritas merekomendasikan buy dengan target harga atau target harga Rp1.345.

Adapun risiko utama dari saham MARK adalah penurunan permintaan cetakan sarung tangan global, kendala dalam mendapatkan bahan baku, serta kenaikan upah karyawan yang di luar ekspektasi.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper