Bisnis.com, JAKARTA - Analis menilai pengembang properti berada di jalur yang tepat untuk menyamai prapenjualan atau marketing sales yang tinggi seperti sebelum tahun 2015.
Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia Edward Tanuwijaya mengatakan, agregat penjualan selama sembilan bulan 2021 telah meningkat pada tingkat yang sama dengan marketing sales antara tahun 2016 dan 2020.
"Lebih banyak proyek yang diluncurkan pada kuartal IV/2021, menunjukkan pertumbuhan penjualan secara kuartalan," kata Edward dalam risetnya, dikutip Senin (13/12/2021).
Menurutnya, saat ini pengembang properti seperti PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE), PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), dan PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA), siap untuk memberikan, bahkan melebihi ekspektasi marketing sales tahun penuh 2021 yang diproyeksikan. Pasalnya, marketing sales emiten-emiten properti tersebut hingga sembilan bulan 2021 telah mencapai 79-86 persen dari perkiraan tahun penuh 2021 Korea Investment Sekuritas Indonesia.
Edward juga menyebut, perpanjangan insentif pemerintah dalam bentuk penghapusan atau pengurangan PPN untuk transaksi properti pasar primer, berpotensi mendorong penjualan pemasaran pengembang properti melampaui asumsi pertumbuhan konservatif 3-8 persen secara year-on -year (yoy).
Suku bunga yang mencapai titik rendah sepanjang masa, menurutnya juga mendukung untuk peningkatan permintaan properti. Selain itu, suku bunga deposito yang turun, mulai membuat investasi properti kembali menjadi alternatif investasi.
Baca Juga
Korea Investment & Sekuritas Indonesia mempertahankan rekomendasi overweight di sektor saham properti. Pemulihan penjualan marketing sales yang luar biasa membuka jalan bagi fundamental yang lebih baik untuk saham properti.
"BSDE tetap menjadi pilihan utama kami di sektor ini, diikuti oleh SMRA dan CTRA berdasarkan potensi kenaikannya," ucap Edward.
Korea Investment & Sekuritas Indonesia pun merekomendasikan buy untuk saham BSDE dengan target price Rp1.550, CTRA di harga Rp1.325, dan SMRA di harga Rp1.110.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.