Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Inflasi Amerika Naik Sesuai Ekspektasi, Dolar AS Amblas

Pertemuan FOMC minggu depan dan pidato Gubenur The Fed Jerome Powell setelah pertemuan kemungkinan merupakan peristiwa katalis dolar terakhir tahun ini.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (11/11) ditutup melemah 0,2 persen atau 27,5 poin ke level Rp14.085 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (11/11/2020). Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (11/11) ditutup melemah 0,2 persen atau 27,5 poin ke level Rp14.085 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS melemah terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (10/12/2021) waktu setempat, setelah harga konsumen AS naik pada November dan investor bertaruh bahwa angka sebenarnya tidak akan mengubah laju kenaikan suku bunga AS. 

Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan indeks harga konsumen (IHK) meningkat karena biaya barang dan jasa naik secara luas di tengah kendala pasokan untuk kenaikan tahunan terbesar sejak 1982.

Mengutip Antara, Sabtu (11/12/2021), IHK menguat 0,8 persen bulan lalu setelah meningkat 0,9 persen pada Oktober, sementara dalam 12 bulan atau hingga November naik 6,8 persen, menyusul kenaikan 6,2 persen pada Oktober. 

"Saya akan menggolongkan angka IHK tepat pada ekspektasi, tetapi pasar valas telah memposisikan untuk angka yang lebih tinggi. Pasar valas telah sangat menarik dolar AS selama beberapa bulan sehingga dengan inflasi yang masuk jinak, kita hampir keluar dari peristiwa yang dapat mendorong dolar lebih tinggi secara material sebelum akhir tahun," kata Greg Anderson, kepala strategi valuta asing global di BMO Capital Markets.

Dia mencatat bahwa pertemuan FOMC minggu depan dan pidato Powell setelah pertemuan kemungkinan merupakan peristiwa katalis dolar terakhir tahun ini.

"Biasanya investor valas mengurangi posisi untuk akhir tahun ... tindakan hari ini di mana dolar jatuh di tengah berita netral mungkin merupakan awal dari itu," kata Anderson.

Terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, dolar masuk ke wilayah negatif setelah berita inflasi AS. Kemudian mendapatkan kembali kekuatan yang cukup untuk menjadi positif, dolar masih di bawah level sebelum IHK. Indeks dolar pada posisi terakhir turun 0,18 persen pada 96,0972.

Pada akhir perdagangan New York, euro meningkat menjadi 1,1311 dolar AS dari 1,1288 dolar AS di sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3257 dolar AS dari 1,3209 dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7169 dolar AS dari 0,7145 dolar.

Dolar AS dibeli 113,42 yen Jepang, lebih rendah dari 113,47 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9209 franc Swiss dari 0,9244 franc Swiss, dan naik menjadi 1,2728 dolar Kanada dari 1,2719 dolar Kanada.

Di tempat lain, yuan China jatuh di pasar dalam negeri dan luar negeri setelah bank sentral China (PBOC) menaikkan persyaratan cadangan valas untuk kedua kalinya sejak Juni, dan semakin tertekan ketika bank sentral menetapkan titik tengah kurs perdagangannya lebih lemah dari yang diperkirakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper