Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom mengaku optimis dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun mendatang, 2022. Namun tentu terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh ekonom Bank Permata Josua Pardede dalam paparan acara "Indonesia Economic Outlook 2022: Promoting Recovery Amidst Fed’s Normalization Policy" yang diadakan oleh Indo Premier Sekuritas, Jumat (10/12/2021).
Josua dalam keterangan resmi tersebut mengaku optimis pada pertumbuhan ekonomi 2022 akan lebih baik pada 2021.
Meski dia mengutarakan bahwa ada tantangan yang masih akan terus dihadapi. Salah satu tantangan yang akan dihadapi ungkapnya adalah normalisasi kebijakan moneter dari bank sentral global seiring dengan pemulihan negara-negara maju yang cenderung lebih cepat dibandingkan negara-negara berkembang.
Dia melanjutkan, dari sisi domestik pada kuartal ketiga tahun ini, pertumbuhan Indonesia sudah mengalami normalisasi, tapi pada saat yang bersamaan memang masih menghadapi varian Delta Covid-19.
Oleh sebab itu, konsumsi rumah tangga kembali merosot dan investasi pun juga cenderung melambat. Menariknya ungkap Josua, ekspor memperlihatkan pertumbuhan yang cukup baik yang didukung tren kenaikan harga komoditas.
“Dari sisi pertumbuhan ekonomi, kami mencermati bahwa arah pertumbuhan ekonomi kita tahun depan akan lebih terakselerasi, tetapi ada beberapa tantangan, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia akan ada di kisaran 4,5-4,9 persen. Pemulihan akan lebih meningkat, tapi ada challenge yang harus dihadapi,” papar Josua dalam keterangan resmi Indo Premier yang dikutip, Sabtu (11/12/2021).
Tenaga Ahli Menteri Keuangan Bidang Keuangan Syariah dan Keuangan, Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Halim Alamsyah pada acara yang sama mengungkapkan hal senada yaitu pemerintah optimis dengan pertumbuhan ekonomi pada 2022.
“Kita melihat aktivitas ekonomi terus menunjukkan perbaikan secara konsisten. Optimisme masyarakat terus menguat yang tercermin dari berbagai indikator yang kami pantau," papar Halim, dalam keterangan resmi Indo Premier, dikutip Sabtu (11/12/2021).
Halim mengungkapkan bahwa dari sisi industri PMI manufaktur, Indonesia kembali mencetak rekor tertinggi pada level 57,2 pada November lalu dan tetap pada zona ekspansi.
Dia melanjutkan tingkat konsumsi listrik, khususnya untuk kelompok bisnis dan industri pada November 2021 juga tumbuh dengan stabil. Bahkan, konsumsi listrik industri terus menunjukkan pertumbuhan double digit.
Menurutnya dengan kondisi ekonomi Indonesia dewasa ini, dia meyakini ekspansi pertumbuhan ekonomi akan semakin menguat dalam beberapa saat ke depan.
“Meskipun masih ada ketidakpastian akibat adanya penyebaran varian baru Covid-19. Kita yakin ekonomi kita akan tumbuh,” tuturnya.
Dia pun meyakinkan ekonomi Indonesia juga akan terus didorong melalui kebijakan fiskal dan moneter yang lebih kondusif.