Bisnis.com, JAKARTA – Rencana emiten energi terintegrasi PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) dan Grup Gojek untuk mendirikan perusahaan patungan akhirnya dieksekusi pekan ini.
Berdasarkan keterbukaan informasi Jumat (10/12/2021) malam, kedua pihak resmi mendirikan sebuah entitas baru yang diberi nama PT Energi Kreasi Bersama (EKB). EKB disahkan Ditjen AHU Kemenkumham per Kamis (9/12). Perusahaan ini akan berkantor di Treasury Tower, SCBD Jakarta Pusat.
Direktur Utama TOBA Dicky Yordan menjelaskan bahwa TOBA berpartisipasi dalam kepemilikan EKB lewat salah satu anak, yakni PT Karya Baru TBS atau Batu Hitam Perkasa. Sedangkan Gojek berinvestasi di perusahaan kendaraan listrik ini lewat perusahaan bernama PT Rekan Anak Bangsa.
“Modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor PT Energi Kreasi Bersama adalah Rp71,75 miliar,” imbuh Dicky.
Belum ada penjelasan lebih lanjut terkait berapa persen porsi kepemilikan TOBA maupun Gojek di EKB. Yang jelas, sebagaimana telah direncanakan sebelumnya, Dicky berkata pendirian perusahaan ini adalah untuk ekspansi ke lini bisnis kendaraan setrum.
“PT Energi Kreasi Bersama didirikan dengan maksud dan tujuan perusahaan untuk bergerak dalam bidang perakitan sepeda motor, perdagangan sepeda motor, reparasi dan perawatan sepeda motor, pembiayaan sepeda motor, perakitan baterai untuk kendaraan bermotor, dan penyedia stasiun penukaran baterai kendaraan listrik,” kata dia.
Baca Juga
Langkah ini diklaim Dicky sebagai penegasan TOBA atas upayanya menjadi emiten energi yang lebih peduli terhadap lingkungan.
“Keikutsertaan dalam pendirian Energi Kreasi Bersama merupakan salah satu strategi pengembangan bisnis emiten untuk menghilangkan jejak karbon serta mencapai target net zero emission di tahun 2030.”
Mencuat sejak pekan ketiga November lalu, kerja sama antara TOBA dan Gojek terbilang menyita perhatian publik. Hal ini tergambar dari gerak liar harga saham TOBA.
Saham TOBA masih tampak melalui penguatan harga 16,02 persen sepanjang pekan ini, tepatnya dari Rp1.030 menjadi Rp1.195 per saham. Bila dirunut, dalam sebulan terakhir mahar emiten yang sebagian sahamnya dimiliki Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan ini bahkan telah menanjak 129,81 persen dari posisi Rp520 per saham.