Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Saham Bukalapak (BUKA) Turun Terus, Mengapa Belum Disuspen BEI?

Hari ini saham BUKA mengalami auto reject bawah (ARB) hingga menyentuh level Rp456. Adapun dalam 11 hari terakhir, harga saham emiten teknologi itu telah mengalami koreksi berturut-turut.
Pandu Gumilar
Pandu Gumilar - Bisnis.com 06 Desember 2021  |  17:52 WIB
Saham Bukalapak (BUKA) Turun Terus, Mengapa Belum Disuspen BEI?
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis - Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) terus mengalami penurunan tetapi Bursa Efek Indonesia tidak juga melakukan suspensi. Mengapa?

Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan BEI Kristian Manullang mengatakan bursa akan melakukan suspensi saham apabila memenuhi beberapa faktor.

Diantaranya terdapat pergerakan harga, volume, frekuensi transaksi dan atau pola transaksi yang tidak biasa dari saham tertentu. “Dengan demikian, saham tertentu bisa saja memiliki potensi disuspen oleh karena mencapai parameter-parameter dari hal-hal tersebut,” katanya Senin (6/12/2021).

Di sisi lain, harga saham Bukalapak mengalami auto reject bawah (ARB) hingga menyentuh level Rp456. Adapun dalam 11 hari terakhir, harga saham emiten teknologi itu telah mengalami koreksi berturut-turut.

Meski demikian, JP Morgan memasang target harga Bukalapak bisa naik hingga Rp1.000 per saham hingga Desember 2022.

Tim riset JP Morgan menilai perseroan tengah meramu model bisnis baru bagi marketplace. Mereka menilai BUKA akan menggesernya model bisnis seperti department store ke koleksi toko khusus.

Saat ini Bukalapak menawarkan dua platform khusus itemku untuk voucher game dan B-money yaitu marketplace investasi. Manajemen menjelaskan bahwa ada platform khusus lainnya yang dikembangkan, seperti bahan makanan dan gadget bekas terinspirasi oleh Back Market yang menjual perangkat elektronik rekondisi.

“Platform khusus memungkinkan Bukalapak menghasilkan take rate yang lebih tinggi dibandingkan dengan konvensional platform e-commerce seperti department store misalnya itemku menghasilkan 8-9 persen tingkat pengambilan,” sebut tim.

Selain itu, Bukalapak sedang bertujuan untuk menyediakan layanan end-to-end bagi pedagang online informal yang menjual melalui Instagram atau Whatsapp melalui model bisnis etalase seperti BukuMitra, BukaSend, dan gerbang pembayaran online.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

bursa efek indonesia rekomendasi saham bukalapak
Editor : Farid Firdaus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top