Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Saham BUKA Mentok ARB, JP Morgan Pasang Harga Rp1.000

JP Morgan memasang peringkat overweight di BUKA dengan target yang diturunkan menjadi Rp1.000.
Pandu Gumilar
Pandu Gumilar - Bisnis.com 06 Desember 2021  |  14:33 WIB
Saham BUKA Mentok ARB, JP Morgan Pasang Harga Rp1.000
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis - Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – JP Morgan memasang target harga PT Bukalapak.com bisa naik hingga Rp1.000 per saham hingga Desember 2022.

Tim riset JP Morgan menilai perseroan tengah meramu model bisnis baru bagi marketplace. Mereka menilai BUKA akan menggesernya model bisnis seperti department store ke koleksi toko khusus.

Saat ini Bukalapak menawarkan dua platform khusus itemku untuk voucher game dan B-money yaitu marketplace investasi. Manajemen menjelaskan bahwa ada platform khusus lainnya yang dikembangkan, seperti bahan makanan dan gadget bekas terinspirasi oleh Back Market yang menjual perangkat elektronik rekondisi.

Platform khusus memungkinkan Bukalapak menghasilkan take rate yang lebih tinggi dibandingkan dengan konvensional platform e-commerce seperti department store misalnya itemku menghasilkan 8-9 persen tingkat pengambilan,” sebut tim.

Selain itu, Bukalapak sedang bertujuan untuk menyediakan layanan end-to-end bagi pedagang online informal yang menjual melalui Instagram atau Whatsapp melalui model bisnis etalase seperti BukuMitra, BukaSend, dan gerbang pembayaran online.

“Kami memasang peringkat overweight di BUKA dengan target yang diturunkan menjadi Rp1.000. BUKA adalah pemain O2O terkemuka di Indonesia dan di antara 3 pasar E-Commerce teratas yang berfokus pada Tier 2 atau 3 kota,” katanya.

Selain itu, Bukalapak didukung oleh grup konglomerasi yaitu Emtek, Ant Financial, GIC, dan Microsoft sebagai pemegang saham utama. JP Morgan bullish untuk tiga alasan. Pertama profil pertumbuhan yang kuat dengan 65 persen pendapatan 2020 hingga 2023 CAGR didorong oleh bisnis O2O Mitra.

Kedua, BUKA adalah bagian dari ekosistem Grab serta Emtek, jadi terdapat potensi kolaborasi baru dalam bahan makanan, logistik dan jasa keuangan. Ketiga, inklusi indeks MSCI pada 1H22, mengingat BUKA sudah termasuk dalam 10 saham terbesar dan satu-satunya proksi teknologi dalam indeks LQ45.

Pada perdagangan Senin (6/12/2021) pukul 14.15 WIB, saham BUKA anjlok 6,94 persen atau 34 poin menjadi Rp456. Kapitalisasi pasarnya Rp47 triliun, dengan valuasi PER -31,28 kali. Saham BUKA semakin jauh dari harga IPO Rp850.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

saham rekomendasi saham jp morgan bukalapak
Editor : Hafiyyan

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top