Bisnis.com, JAKARTA - Emiten produsen bahan metal, PT Kapuas Prima Coal Tbk. (ZINC) telah merampungkan pembangunan smelter timah hitam atau timbal (Pb) di wilayah operasionalnya, di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.
Smelter timbal ini merupakan satu-satunya smelter timbal di Indonesia yang berada di bawah pengoperasian salah satu anak usaha ZINC, yaitu Kapuas Prima Citra, dengan total biaya investasi sebesar US$15 juta atau setara Rp214,78 miliar (kurs Rp14.319).
Direktur Kapuas Prima Coal Evelyne Kioe mengatakan jika sudah beroperasi, ditargetkan kapasitas output produksi timbal dari smelter mencapai 20.000 ton bullion per tahun.
"Dari tambahan produksi smelter tersebut kami harapkan mampu memberikan tambahan pendapatan atau revenue sebesar US$60-80 juta pada tahun depan,” ungkapnya, Senin (29/11/2021).
Proses pembangunan smelter timbal ZINC sudah dimulai sejak tahun 2016 dan rencananya akan mulai beroperasi pada Desember 2021. Dalam pengoperasian smelter, Perseroan tetap menjaga kelestarian lingkungan dengan telah memenuhi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL.
Nantinya semua limbah akan didaya gunakan kembali sehingga tidak dibuang dan menjadi limbah yang berbahaya.
Baca Juga
Selain smelter timbal yang telah selesai dibangun, ZINC juga sedang membangun smelter untuk seng (Zn). Pembangunan smelter seng saat ini masih berlanjut dengan progres pembangunan sudah mencapai 82,89 persen per Kuartal III-2021 dan diharapkan dapat mulai beroperasi pada Kuartal I/2023. Adapun kapasitas produksi smelter mencapai 30.000 ton ingot per tahun.
Hingga September 2021, ZINC mencatatkan penjualan sebesar Rp612,6 miliar atau meningkat 61 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020.
Sementara laba bersih ZINC juga melonjak 148 persen atau sebesar Rp65,4 miliar dari Rp26,4 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Pencapaian ini didorong oleh penjualan Zinc (Zn) yang mencapai Rp260,4 miliar dan Timbal (Pb) Rp96 miliar.